- AP Photo/Ben Curtis
VIVAnews - Banyaknya wartawan internasional yang diserang oleh pendukung Hosni Mubarak saat meliput krisis di Mesir membuat geram beberapa pemimpin negara-negara di Eropa. Salah satu pemimpin yang protes adalah Perdana Menteri Swedia yang mendesak Mesir serius untuk melindungi para jurnalis yang sedang meliput.
Perdana Menteri Swedia, John Fredrik Reinfeldt, yang mewakili para pemimpin di Mesir meminta pihak berwenang di Mesir untuk melindungi wartawan yang sedang meliput demonstrasi untuk demokrasi. Hal itu menyusul salah seorang wartawan Televisi asal Swedia ditikam dari belakang saat sedang meliput.
"Wartawan merupakan mata dan telinga dunia saat ini untuk memberitakan peristiwa ini," kata Reinfeldt dalam Pertemuan Uni Eropa di Brussels, Jumat 4 Februari 2011.
Reporter televisi SVT, Bert Sundstrom diserang oleh pendukung presiden Hosni Mubarak saat sedang meliput aksi demonstrasi di jalan. Menurut stasiun televisi SVT, Sundstrom menghilang dari hotel tempat Ia menginap pada Kamis sore, dan saat ditelepon pria dengan berbahasa Arab mengatakan saat ini Sundstrom berada di tangan pemerintah Mesir.
Komite Perlindungan Jurnalis mencatat bahwa 24 wartawan ditahan, 21 wartawan menjadi korban penyerangan dan terdapat lima kasus dimana peralatan untuk liputan ditahan dalam kurun 24 jam. Mereka termasuk perwakilan harian The Washington Post dan The New York Times dan Al-Jazeera.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Denmark, Lene Espersen merasa terkejut dengan banyaknya laporan yang menyerang wartawan internasional. Lene meminta pemerintah Mesir harus bertanggung jawab.
"Kami melihat pola dalam perkembangan dramatis pekan lalu di Mesir, di mana kebebasan berekspresi telah sengaja ditekan. Kita tidak pernah bisa menerima itu," katanya. (sj)
Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara
Sugar daddy ini merupakan seorang pria dewasa kaya dan mapan, yang gemar jalin hubungan dengan wanita lebih muda darinya dan senang memenuhi segala kebutuhannya tersebut.
