Arab Saudi: Mubarak Jangan Dipermalukan

Seorang demonstran di Alexandria merusak poster Presiden Mesir, Hosni Mubarak
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Arab Saudi dan Yordania meminta Amerika Serikat (AS) tidak terlalu memojokkan Hosni Mubarak terkait gelombang demonstrasi selama beberapa pekan yang menuntut mundur presiden Mesir itu.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Kedua negara Arab tersebut berharap transisi pemerintahan di Mesir bisa berjalan tenang dan tidak tergesa-gesa dengan menunggu mundurnya Mubarak pada September mendatang, seperti yang dia janjikan.

Menurut stasiun berita Fox News, Rabu 9 Februari 2011, sikap Saudi atas konflik di Mesir disampaikan Raja Abdullah bin Abdul Aziz kepada Presiden Barack Obama melalui sambungan telepon pada 29 Januari lalu. Dua diplomat Saudi, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bahwa Abdullah meminta Obama untuk tidak mendesak Mubarak segera mundur karena bisa mempermalukan dia di mata rakyat Mesir.

Abdullah juga memperingatkan Obama agar tidak mencabut bantuan AS kepada Mesir sebesar US$1,5 miliar, yang diberikan setiap tahun, bila Mubarak tidak segera mundur. Jika ini terjadi, ujar Abdullah, maka Mesir akan bangkrut. Abdullah juga mengatakan bahwa Mubarak haruslah tetap menjabat sampai akhir masa jabatannya pada September nanti, tanpa halangan apapun.

“Mubarak dan Raja Abdullah bukan hanya sekutu, tapi mereka adalah teman dekat, dan Raja tidak ingin melihat temannya dipinggirkan dan dipermalukan,” ujar seorang pejabat senior di pemerintahan Arab Saudi.

Pejabat ini mengatakan bahwa pemerintahan Arab Saudi mulai khawatir atas sepak terjang Barat dalam mendukung demonstran dan mendesak Mubarak untuk mengambil langkah, yaitu mundur. Pejabat ini juga mengatakan bahwa Abdullah pada pembicaraan tersebut mengingatkan bahwa Arab Saudi adalah sekutu satu-satunya AS dalam krisi kali ini.

“Dengan Mesir dalam keadaan rusuh, Arab Saudi adalah satu-satunya sekutu Washington di dunia Arab dan Abdullah ingin Amerika ingat itu,” ujar pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Perminta serupa kepada Obama juga diutarakan pemimpin Yordania, Raja Abdullah II. Menurut kantor berita Associated Press (AP), Abdullah II meminta Obama tidak terlalu menekan Mubarak untuk segera turun.

Abdullah II khawatir turunnya Mubarak secara tiba-tiba akan membangkitkan kekuatan militan yang lebih kuat di Timur Tengah. Selain Obama, Abdullah II juga menyampaikan hal ini kepada Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan beberapa pejabat AS lainnya.

“Harus ada transisi kekuasaan yang tenang dan damai di Mesir,” ujar seorang pejabat Yordania yang tidak disebutkan namanya kepada AP saat menirukan percakapan Abdullah II dengan Obama lewat sambungan telepon.

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024