Kamis Berdarah di Bahrain, 3 Pemrotes Tewas

Seorang aktivis di Bahrain memperlihatkan foto demonstran yang terluka
Sumber :
  • AP Photo/Hassan Ammar

VIVAnews - Serangan aparat keamanan Bahrain terhadap para demonstran di Alun-alun Mutiara di Ibukota Manama, Kamis dini hari, menimbulkan korban jiwa. Sedikitnya tiga orang demonstran dilaporkan tewas akibat serangan fajar itu.

Menurut kantor berita Associated Press, aparat keamanan mulai bergerak ke arah tenda-tenda para demonstran sejak pukul 3.30 pagi. Tenda-tenda dan spanduk serta poster-poster menentang pemerintahan dihancurkan oleh aparat keamanan. Tembakan gas air mata dan peluru karet membuat para demonstran berlarian.

“Mereka menyerang tenda kami, memukuli kami dengan tongkat. Polisi juga berbaris di jembatan di atas kami, mereka menembakkan gas air mata dari tempat itu,” ujar salah satu demonstran Jafar Jafar (17).

Setelah kondisi mulai dikendalikan, aparat keamanan masih saja terlihat mengejar para demonstran hingga ke tepi jalan. Sementara itu, kendaraan polisi dengan sirine yang nyaring ditempatkan di sekeliling lokasi, mengepung demonstran.

“Tiba-tiba alun-alun dipenuhi oleh gas air mata. Wanita-wanita berteriak. Pemimpin seperti apa yang memperlakukan rakyatnya seperti ini? Ada anak-anak dan wanita disini!” ujar Hussein Abbas (22).

Kelompok oposisi Al Wefaq melaporkan sedikitnya dua orang tewas pada penyerangan pagi tadi. Tidak dijelaskan apa penyebabnya tewasnya dua orang tersebut, namun dua korban tewas dua hari sebelumnya dikarenakan peluru pellet petugas yang bersarang di tubuh mereka.

Menurut harian The Christian Science Monitor (CSM), demonstrasi yang berlangsung sejak Senin, 14 Februari 2011, demonstrasi terjadi akibat ketidakpuasan rakyat terhadap sulitnya pekerjaan dan perumahan di Bahrain. Hal ini diperparah dengan isu perpecahan sektarian yang selama ini menerpa rakyat Bahrain.

Kaum Syiah, yang mayoritas, kerap mengeluhkan diskriminasi terhadap mereka. Kaum Syiah di Bahrain, menurut CSM, dilarang menempati posisi penting di pemerintahan, kepolisian atau kemiliteran. Pemerintah juga dilaporkan merekrut banyak warga Sunni dari negara-negara di kawasan, yaitu Suriah, Pakistan dan Balukistan, untuk menjadi pasukan keamanan.

Mereka kemudian mendapatkan kewarganegaraan Bahrain dengan mudah. Disebutkan, ini adalah salah satu langkah pemerintah untuk menandingi jumlah warga syiah yang mencakup 70 persen dari populasi Bahrain.  Diskriminasi pemerintah terhadap kaum Syiah membuat banyak warga Syiah marah.

“Bahrain yang tanpa minyak memiliki angka pengangguran yang tinggi dan sedikitnya kesempatan bagi para pemuda. Ditambah lagi dengan perpecahan sektarian, dengan mayoritas populasi Syiah telah sejak lama menjadi warga kelas dua bagi para penguasa Sunni,” ujar ahli negara-negara Teluk dari Universitas Dunham, Inggris, Christopher Davidson.

Mutia Ayu Cerita Kedekatan Sang Putri dengan Marthino Lio Pemeran Glenn Fredly
Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) perdana kunjungan ke IKN

Jokowi Minta AHY Selesaikan 2.086 Hektar Lahan Bermasalah di IKN Tanpa Ada Korban

enteri ATR/BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap 2.086 hektar tanah di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih bermasalah. Lahan itu, kata dia, masih ditempati oleh masya

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024