VIVAnews -- Ribuan massa menghadiri pemakaman para demonstran yang tewas pada penyerangan aparat keamanan di Alun-alun Mutiara, kota Manama, Bahrain.
Di tengah duka, mereka kompak menyuarakan satu tuntutan: runtuhkan pemerintahan monarki Bahrain karena dinilai telah bertindak semena-mena terhadap rakyatnya.
Seperti dilansir dari laman Associated Press, Jumat, 18 Februari 2011, pemakaman tiga orang demonstran di sebuah mesjid di pulau Sitra, timur pulau utama Bahrain, diiringi oleh teriakan protes dari para pelayat. Mereka menuntut Raja Hamad bin Isa Al Khalifa dan seluruh dinasti Sunninya yang telah berkuasa selama lebih dari dua abad diruntuhkan.
“Pemerintah telah menggoyahkan sesuatu di dalam diri kami dan kami telah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah,” ujar Mohamed Ali, 40, sambil terisak. “Tuntutan kami disampaikan dengan damai dan sederhana pada awalnya. Kami ingin agar perdana menteri turun. Sekarang tuntutan kami lebih keras dan telah mencapai puncaknya. Kami ingin seluruh pemerintahan turun.”
Para pelayat membawa poster dan meneriakkan slogan anti kerajaan. Tidak terlihat satupun petugas keamanan di lokasi pemakaman. Dilansir dari laman The Telegraph, seorang demonstran mengatakan bahwa demonstrasi akan lebih besar lagi di Bahrain. Dikhawatirkan, bentrokan yang lebih parah akan terjadi.
“Akan terjadi kekerasan, akan terjadi bentrokan,” ujar seorang demonstran yang hanya ingin dipanggil dengan nama Sayed. “Bahrain akan memasuki masa kegelapan. Jika mereka (pemerintah) tahu nama saya, mungkin saya akan kehilangan pekerjaan. Bahkan kehilangan nyawa saya.”
Sementara itu, di Alun-alun Mutiara kota Manama, militer berjaga dengan menurunkan tank-tank di beberapa sudut alun-alun. Akses menuju daerah itu sekarang diblokade dengan kawat berduri maupun beton penghalang. Warga-warga dilarang mendekat dan militer berjanji akan melakukan apapun untuk membuat situasi aman.
Alun-alun Mutiara menjadi titik kumpul para demonstran sejak tiga hari lalu. Mereka mengeluhkan sulitnya mendapat pekerjaan dan perumahan yang layak. Demonstran yang kebanyakan adalah penganut Syiah merasa muak dengan diskriminasi yang dialamatkan pemerintah kepada mereka. Demonstrasi massa digempur oleh aparat keamanan pada Kamis dini hari, menewaskan sedikitnya lima orang.
Kendati Syiah merupakan warga mayoritas, namun para penguasa merupakan penganut aliran Suni. Pemerintah memperketat warga Syiah untuk menjadi pegawai pemerintahan, kepolisian dan militer. Maka, mereka menuntut rezim monarki Suni yang diskriminatif diganti dengan pemerintahan baru yang lebih toleran. (hs)
Sumber :
VIVA.co.id
14 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Juru parkir (jukir) liar yang viral mematok tarif sebesar Rp150 ribu di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, membagi duit pungutan parkir liar mereka ke anggota kelompok. Sepe
Penyanyi atau biduan dangdut Nayunda Nabila irit bicara usai dirinya diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan dugaan kasus TPPU yang dilakukan SYL.
Biaya hidup terus meningkat, membuat banyak orang kesulitan untuk menjalani gaya hidup yang diinginkan. Namun, ada beberapa negara yang bisa hidup mewah dengan murah
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengunjungi pameran Seni Rupa Butet Kertaredjasa bertajuk 'Melik Nggendong Lali’ di Galeri Nasional, Jakarta Pusat , Senin, (13/5)
Pembunuh Mayat Dibungkus Sarung Santai Jualan di Warung Madura Usai Gorok Korban
Kriminal
14 Mei 2024
Warung tempat aktivitas pelaku berjualan itu adalah milik korban yang merupakan pamannya. Sang paman dibunuh pelaku lalu dibungkus dengan sarung.
Selengkapnya
Partner
Madura United harus kehilangan Mauricio Souza jelang laga semifinal Championship Series BRI Liga 1 melawan Borneo FC. Meski begitu, Madura United tetap optimis juara.
Habib Bahar Janji Oposisi Sampai Mati: Mau Anies, Prabowo, Ganjar, Komeng Nggak Ngaruh!
Siap
14 menit lalu
Pemimpin LSM Majelis Pembela Rasulullah, Habib Bahar bin Smith kembali menegaskan, bahwa dirinya akan berada dalam barisan oposisi pemerintah, siapapun presidennya.
Tak Laku-Laku Mobil Rubicon Mario Dandy Kembali di Lelang Begini Kelengkapan dan Kondisinya
Siap
19 menit lalu
Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) kembali adakan lelang mobil Rubicon milik Mario Dandy. Kejari Jaksel menurunkan harga menjadi Rp 700 juta yang sebelumnya
Pj Gubernur Sumut meminta calon peserta didik tidak memaksakan agar diterima pada satuan pendidikan negeri, padahal tidak memenuhi persyaratan yang ada.
Selengkapnya
Isu Terkini