Penembakan di Pemakaman Libya, 15 Tewas

Demonstrasi kelompok pro pemerintah di Tripoli, Libya
Sumber :
  • AP Photo/Abdel Magid Al Fergany

VIVAnews - Pasukan keamanan Libya dilaporkan telah melepaskan tembakan di sebuah pemakaman di kota timur Benghazi. Aksi itu menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai sejumlah warga yang menentang pemimpin Libya, Moammar Gaddafi.

Menurut Al Jazeera, masyarakat berduka pada Sabtu karena kehilangan keluarga mereka yang telah tewas dalam demonstrasi anti pemerintah selama sepekan lalu. Saksi mata dari kelompok oposisi mengatakan, korban tewas selama enam hari kerusuhan telah mencapai lebih dari 100 orang.

"Militer menembaki semua demonstran dengan peluru. Saya melihat itu dengan mata kepala saya sendiri," kata Dr Mariam di rumah sakit di Benghazi.

Menurut dia, pasukan militer di mana-mana. Bahkan, dari rumah sakit tempat dirinya bekerja, situasi juga tidak aman. "Ada seorang anak berusia delapan tahun yang meninggal yang tertembak kepalanya," tuturnya.
 
Ahmed, warga Benghazi, mengatakan situasi saat ini lebih buruk dari sebelumnya, setelah tembakan terjadi di mana-mana. Di sebuah rumah sakit terdekat, sedikitnya 150 orang terluka dan beberapa di antaranya meninggal.

"Sejauh belum mendapat laporan adanya tentara bayaran Afrika di Benghazi. Tapi, saya melihat militer di mana-mana," ujarnya.

Dokter lain dari Benghazi melaporkan, rumah sakit Al Jalah tempat dirinya bekerja telah menerima 15 mayat dan merawat banyak korban karena penembakan di sebuah pemakaman.

Dia mengatakan, rumah sakit itu menerima sebanyak 44 jenazah dalam tiga hari terakhir. Rumah sakit juga berjuang untuk mengobati pengunjuk rasa yang terluka.

"Korban cedera (pengunjuk rasa) datang bergelombang. Semua luka sangat serius, mulai dari kepala, dada, dan perut. Mereka terkena tembakan peluru dari senapan berkecepatan tinggi," ujarnya.

Menurut dia, warga sipil yang tertembak berusia 13-35 tahun. Namun, tidak ada polisi atau cedera dari pihak militer.

Sebelumnya, pada Sabtu, Human Rights Watch mengatakan sekitar 84 orang tewas selama tiga hari terakhir akibat aksi unjuk rasa menentang pemerintahan.

Ahmed, seorang pengusaha dan penduduk Benghazi yang menolak untuk menyebutkan nama asli guna keamanan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa rumah sakit di kota itu kewalahan dengan jumlah korban tewas dan terluka dan kehabisan darah.

"Kami tidak pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya. Itu mengerikan," katanya.

Epy Kusnandar Ternyata Ditangkap Bersama Yogi Gamblez 'Serigala Terakhir'
Ganjar Pranowo, Debat Kelima Calon Presiden Pemilu 2024

Gak Mau Masuk Pemerintahan Prabowo, Intip Harta Berjalan Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo yang merupakan capres dari PDIP tidak mau masuk pemerintahan Prabowo Subianto yang memenangkan pemilihan presiden periode 2024-2029. Seberapa tajir Ganjar?

img_title
VIVA.co.id
11 Mei 2024