- about.com
VIVAnews - Putra pemimpin Libya, Moamar Khadafi, khawatir negaranya terancam perang saudara bila demonstrasi anti rezim ayahnya itu terus berlangsung. Dalam enam hari terakhir, gelombang demonstrasi di negeri Afrika Utara itu telah menimbulkan banyak korban jiwa, dengan jumlah yang beragam.
Menurut kantor berita Associated Press, kekhawatiran perang saudara itu dilontarkan Seif al-Islam Khadafi saat berpidato yang disiarkan langsung oleh jaringan televisi nasional, Minggu 20 Februari 2011 waktu setempat. Dia mengatakan bahwa militer masih mendukung kekuasaan ayahnya. Melalui kudeta, Khadafi memimpin Libya sejak 1969.
Namun, Seif mengungkapkan bahwa sejumlah barak militer, tank, dan senjata telah disita. "Kita bukanlah Tunisia dan Mesir," kata Seif, merujuk pada revolusi rakyat di dua negara tetangga, yang berhasil menjungkalkan rezim yang telah lama berkuasa.
Putra bungsu Khadafi itu berjanji akan melakukan reformasi di tubuh pemerintahan dalam beberapa hari mendatang. Pemerintah, menurut Seif, akan menghapus sejumlah larangan dan berencana membahas konstitusi. Dia menyatakan komitmen pemerintah mengubah beberapa undang-undang, termasuk yang selama ini membatasi media dan yang mengatur hukum pidana.
Seif menyadari bahwa pihak militer telah berbuat salah dengan menembaki para pemrotes. Pasalnya, menurut Seif, militer Libya selama ini tidak terlatih menghadapi demonstrasi.
Sementara itu, dia mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas akibat gelombang demonstrasi itu sebanyak 84 jiwa. Jumlah itu lebih kecil dari versi kelompok advokasi hak asasi manusia internasional, Human Rights Watch, yaitu sebanyak 174 jiwa. Bahkan para dokter di Kota Benghazi mengklaim bahwa lebih dari 200 orang tewas sejak gelombang protes dimulai. (umi)
5 Ciri-ciri Anda Terkena Gangguan Kepribadian Narsistik, Haus Akan Pujian
Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) adalah suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan pola pikir dan perilaku yang berlebihan tentang dirinya sendiri.
