- AP Photo
VIVAnews - Pemerintah sementara Tunisia meminta Arab Saudi memberikan informasi apakah mantan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali masih hidup atau sudah meninggal. Jika masih hidup, Tunisia meminta Arab Saudi mengekstradisi Ben Ali untuk menjalani proses penyelidikan di tanah air.
Menurut kantor berita Associated Press, Minggu, 20 Februari 2011, Kementerian Luar Negeri Tunisia meminta pemerintah Arab Saudi secepat mungkin memberikan informasi tentang kondisi terakhir Ben Ali.
Sebelumnya, tersiar kabar bahwa Ben Ali mendapat serangan stroke dan kini dalam kondisi koma di sebuah rumah sakit di Jeddah. Kabar ini juga telah dibenarkan oleh teman-teman dekat Ben Ali.
Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi bersama sebagian besar keluarganya di tengah gejolak di Tunisia pada 14 Januari 2011 lalu. Saat ini dia dinyatakan buron terkait dugaan penggelapan dan pencurian aset negara oleh dirinya maupun istrinya, Leila Trabelsi.
Kementerian Luar Negeri Tunisia meminta pemerintah Arab Saudi untuk segera mengekstradisi Ben Ali, jika dia memang masih hidup. Hal ini terkait berbagai tuduhan kriminal baru terhadap Ben Ali yang tengah diselidiki. Ben Ali terancam pasal kriminal atas tuduhan telah memicu kekerasan dan memerintahkan penggempuran terhadap para demonstran yang menyebabkan ratusan orang tewas.
“Ben Ali dituduh telah memerintahkan dan memicu pembunuhan dan provokasi diantara masyarakat sehingga mereka saling bunuh,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Tunisia sebagaimana dilansir TAP.
Menurut laporan misi PBB di Tunisia, sedikitnya 219 orang terbunuh dalam kerusuhan di Tunisia. Puluhan di antaranya adalah narapidana yang terbakar hidup-hidup di penjara-penjara Tunisia. Sebuah kelompok wanita melaporkan kepada misi PBB bahwa aparat keamanan telah memperkosa, menyiksa, dan merampok warga ketika terjadi kerusuhan. (kd)