Khadafi: Demonstrasi? Demonstrasi Apa?

Muammar Khadafi bersalaman dengan wartawati senior ABC News
Sumber :
  • AP Photo/ABC News

VIVAnews - Pemimpin Libya, Muammar Khadafi, mengaku tidak tahu-menahu adanya pergolakan massa yang menuntut dirinya turun dari kekuasaan. Khadafi bahkan mengatakan rakyatnya tidak mungkin melakukan hal itu, karena mereka akan membelanya sampai mati.

Pernyataan itu disampaikan Khadafi dalam wawancara khusus dengan wartawan asing, yaitu dari stasiun berita ABC News dan BBC pada Senin, 28 Februari 2011, di suatu restoran di Tripoli.

Ditanya tanggapannya atas gelombang demonstrasi yang menuntut dia turun, Khadafi justru balik bertanya, “Melawan saya karena apa?”

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension

Mengenakan kaca mata hitam, Khadafi mengatakan bahwa tidak ada dari rakyatnya yang melawan pemerintah. “Mereka cinta saya, semua rakyat saya cinta saya, mereka semua cinta saya. Mereka rela mati untuk melindungi saya," lanjut Khadafi.

Dia menegaskan dirinya bukanlah presiden, melainkan bagian dari rakyat. "Jadi kalau ada yang menuntut saya turun, turun dari posisi apa?" kata Khadafi.

Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga

Memerintah sejak 1969, Khadafi yang berpangkat kolonel ini menegaskan statusnya adalah Pemandu Revolusi, bukan presiden atau perdana menteri. 

Saat ditanya, mengapa kota terbesar kedua di Libya, Benghazi, bisa jatuh ke tangan oposisi, Khadafi sekali lagi membantah. Dia mengatakan bahwa itu ulah jaringan teroris al-Qaeda, bukan rakyat libya. “Mereka datang dari luar,” ujar pemimpin berusia 68 tahun itu.

Pernyataan Khadafi ini sangat bertolak belakang dengan apa yang dia sampaikan pada pidato Selasa, 22 Februari 2011. Pada pidatonya tersebut, Khadafi menyatakan tidak akan mundur dari posisinya sebagai pemimpin Libya. Khadafi juga menyerukan akan menggempur para demonstran di jalanan dan akan menghukum mati siapapun yang melawannya.

Khadafi pada pidato tersebut juga mengatakan bahwa para pemuda demonstran telah dimanfaatkan kekuatan luar. Khadafi mengatakan bahwa para demonstran adalah para pemuda pecandu obat. Dilaporkan, lebih dari 1.000 orang demonstran tewas di tangan aparat keamanan Libya. Hal ini membuat banyak pejabat memilih membelot, Dewan Keamanan PBB juga telah menjatuhkan sanksi kepada Libya.

Pada wawancara itu, Khadafi mempertanyakan sanksi PBB yang membekukan semua asetnya dan mengembargo penjualan senjata. Untuk itu, dia mengundang PBB untuk mengirim tim pencari fakta.

Reporter ABC, Christiane Amanpour, mengatakan bahwa wawancara dengan Khadafi diawali dengan keinginannya untuk berbicara kepada jurnalis dan meluruskan semuanya. Amanpour mengatakan Khadafi menyangkal penuh bahwa situasi begitu memburuk di Libya.

“Dia terlihat berada dalam penyangkalan-total tentang adanya demonstrasi terhadapnya, dan bahwa kota-kota besar di Libya, terutama di timur, telah jatuh ke tangan oposisi. Dia menolak bahwa dia tersudut. Dia menyangkal bahwa dia terkepung di Ibukota dan mengatakan dia akan selamat dari situasi genting tersebut,” ujar Amanpour. (kd)

Ilustrasi pelaku

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp100 Juta Jadi Tersangka

Polisi telah menangkap sopir taksi online yang menodong dan melakukan pemerasan terhadap penumpang wanitanya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024