- AP Photo/Rafiq Maqbool
VIVAnews - Panglima pasukan Amerika Serikat dan tentara NATO untuk misi keamanan di Afghanistan (ISAF), Jenderal David Petraeus, meminta maaf atas terbunuhnya sembilan pemuda sipil dalam penyerangan di provinsi Kunar pada Selasa, 1 Maret 2011.
Permintaan maaf disampaikan Petreaus kepada Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Rabu 2 Maret 2011. “Kami sangat menyesal atas tragedi ini dan kami meminta maaf kepada pemerintah Afghanistan, rakyat Afghanistan dan terutama kepada para keluarga korban yang terbunuh akibat tindakan kami,” ujar Petraeus, seperti dikutip stasiun berita CNN.
Terbunuhnya para warga sipil diketahui berdasarkan hasil temuan tim penyelidik pemerintah Afghanistan. Dari laporan, diketahui bahwa tentara ISAF secara tidak sengaja membunuh sembilan pemuda sipil di daerah pegunungan distrik Darah-Ye Pech, provinsi Kunai, bagian timur Afghanistan.
“Kematian ini seharusnya tidak terjadi. Sangat disesalkan, terdapat kesalahan dalam mengidentifikasi lokasi pemberontak dan serangan balik dari helikopter yang bertugas,” ujar Petraeus.
Serangan dilakukan helikopter tempur AS saat memburu para militan penyerang markas mereka di lembah Pech. Helikopter melancarkan tembakan langsung ke arah tembakan roket berasal.
Sembilan pemuda dengan rentang usia 8-15 tahun menjadi korban. Padahal, mereka tengah mengumpulkan kayu bakar di hutan.
“Ada dua helikopter di atas kami, mereka menembaki kami satu persatu,” ujar salah seorang korban selamat, Hemad, 11. Dia berhasil selamat setelah pohon rubuh yang ditembak helikopter menimpa dirinya dan membuatnya tidak terlihat.
Hamid Karzai marah saat mengetahui hal tersebut. Dia mengutuk dengan keras penembakan dan mempertanyakan apakah tujuan AS memerangi terorisme dan mengamankan Afghanistan dapat tercapai jika warga sipil terus dibunuh.
Karzai juga mengatakan bahwa ini bukanlah kali pertama AS membunuh warga sipil di provinsi Kunai. Tercatat pada 20 Februari 2011 kemarin, 64 warga sipil tewas pada operasi gabungan antara tentara ISAF dengan tentara Afghanistan dalam mencari teroris. Sekali lagi, AS mengatakan bahwa ini adalah kecelakaan. Diantara yang tewas adalah 20 wanita dan 15 anak-anak.