30.000 Pengungsi Libya Hilang di Perbatasan

Perang saudara di Libya
Sumber :
  • AP Photo/ Hussein Malla

VIVAnews - Sebanyak 30.000 orang yang hendak mengungsi dari Libya ke Tunisia dilaporkan hilang. Diduga, mereka dihadang tentara bayaran pemimpin Libya, Muammar Khadafi, dan dipaksa kembali ke Tripoli untuk bekerja.

Gempa Susulan Masih Terus Muncul, Jumlah Pengungsi di Pulau Bawean Kian Bertambah

Menurut Ibrahim Osman dari organisasi bantuan kemanusiaan Bulan Sabit Merah, dilansir dari laman Associated Press, Selasa, 8 Maret 2011, sekitar 30.000 orang berkumpul di perbatasan antara Libya dan Tunisia di Ras Ajdir pada minggu lalu. Mereka adalah para pekerja migran asal Bangladesh, Mesir dan negara-negara Afrika lainnya.

Osman mengatakan para pekerja migran ini tengah menunggu giliran untuk diperbolehkan melintas ke Tunisia. Di saat yang bersamaan, di dekat tempat itu, para tentara dan warga yang setia kepada Khadafi tengah menggelar demonstrasi pro-pemerintahan. "Lalu malamnya, 30.000 orang tidak melintas, tapi hilang. Sampai sekarang, tidak ada yang mengetahui persis kemana mereka pergi," ujar Osman.

Momen Irjen Dedi dan Jenderal Lainnya Hibur Anak-anak Korban Banjir Demak

Osman mengatakan bahwa kemungkinan besar mereka dihadang oleh tentara Khadafi dan dipaksa untuk kembali ke Tripoli untuk bekerja. Sebelumnya, Osman telah mencari para pengungsi yang hilang dengan menggunakan satelit. Namun, tidak terlihat kamp pengungsi besar dalam citra yang ditampilkan satelit.

"Mereka semua dibawa kembali untuk bekerja, karena Tripoli mempekerjakan mereka untuk pekerjaan dasar, seperti membersihkan rumah sakit, dan lain-lain. Ini baru spekulasi, mungkin saja mereka tidak ada pilihan lain, atau mungkin mereka tergiur dengan sejumlah bayaran," ujar Osman.

Ratusan Warga Aceh Barat Aksi Tolak Kedatangan 69 Warga Etnis Rohingya

Selain para pengungsi yang hilang, ujar Osman, ribuan pengungsi terjebak tanpa paspor di daerah tak bertuan di perbatasan antara Libya dengan Tunisia, Mesir, Aljazair, Niger, Chad dan Sudan. Mereka tidak dapat kemana-mana karena tidak memiliki dokumen kependudukan yang memadai.

"Seperti bandara di Eropa, jika kau mendarat di tempat transit, kau tidak di negara manapun. Jika kau tidak punya dokumen, maka kau terjebak," ujar Osman

"Dari pihak Libya, mereka tidak peduli. terdapat ribuan, sekitar 2000 hingga 3000 orang. Kebanyakan mereka tidak membawa dokumen. Mereka kabur, mereka takut," lanjutnya lagi.

Dilaporkan, per Selasa, masih terdapat 224.661 pengungsi yang berada di perbatasan Libya dengan berbagai negara sejak 20 Februari lalu. Dengan rincian, 115.399 diperbatasan dengan Tunisia, 101.609 di perbatasan dengan Mesir, 5.448 di perbatasan dengan Aljazair, dan 2.205 di perbatasan dengan Nigeria. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya