Khadafi: Kekuatan Asing Ingin Jajah Libya

Moammar Khadafi
Sumber :
  • AP Photo/Nasser Nasser

VIVAnews - Pemimpin Libya, Muammar Khadafi, mengklaim telah menangkap beberapa warga asing yang disinyalir datang untuk mengacaukan negaranya. Dia juga memperingatkan akan ancaman penjajahan yang akan terjadi jika pemerintahan Libya jatuh. 

Maju sebagai Capres Libya, Ini Kontroversi Saif al-Islam Gadaffi

Pada siaran televisi Libya yang dilansir dari laman Al Jazeera, Rabu, 9 Maret 2011, Khadafi mengatakan bahwa warga-warga asing yang tertangkap bertugas untuk merekrut pasukan pemberontak. Ini, ujarnya, adalah salah satu rencana asing untuk menguasai dan menjajah Libya.

“Kemarin, di mesjid yang telah dikuasai kembali oleh tentara, mereka menemukan senjata dan alkohol. Beberapa [warga asing yang tertangkap] berasal dari Afghanistan, beberapa dari Mesir, beberapa lagi dari Aljazair, mereka hanya ingin menyesatkan anak-anak kita,” ujar Khadafi tanpa menyebutkan rincian jumlah mereka yang tertangkap maupun di kota mana mereka ditangkap.

Mengejutkan, Putra Gaddafi Daftarkan Diri Jadi Capres Libya

Dia mengatakan bahwa kekuatan asing ini merekrut para pemuda di kota Zentain, Az Zawiyah dan Benghazi. Ketiganya adalah kota yang kini dikuasai para pemberontak penentang pemerintahan. Dia menegaskan,  hanya pemuda yang lemahlah yang akan menjadi target penyesatan mereka.

“Mereka yang memperlihatkan kelemahan telah diincar. Kalau tidak, mengapa mereka tidak mengejarmu? Kau lihat. Ini berarti hanya orang lemah yang tidak akan bisa menjadi kuat [yang diincar],” kata Khadafi.

Libya Bebaskan Putra Muammar Gaddafi Usai Lobi Level 'Dewa'

Pernyataannya ini dikeluarkan Khadafi setelah para pemimpin pemberontak memberikannya waktu 72 jam untuk turun dari posisinya. Ketua oposisi Dewan Nasional Libya, Mustafa Abdel Jalil, mengatakan bahwa ini lebih baik daripada dia dipaksa lengser. 

“Jika ia meninggalkan Libya secepatnya dalam waktu 72 jam, dan  menghentikan serangan, kami, warga Libya tidak akan mengejarnya atas kasus kiriminal berupa  penindasan, kelaparan penganiayaan, dan pembantaian," kata Ketua Opisisi Dewan Nasional, Mustafa Abdel Jalil, kepada Al  Jazeera, Selasa 8 Maret 2011. 

Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah di Tripoli, Libya, 21 November 2021

Mobilnya Dihujani Peluru, PM Libya Lolos dari Upaya Pembunuhan

Penembakan terjadi di tengah pertikaian sengit antarkelompok menyangkut kendali kekuasaan pemerintah. PM Libya lolos tanpa cedera dari upaya pembunuhan terhadapnya.

img_title
VIVA.co.id
10 Februari 2022