Pasukan Saudi dan Emirat Tiba di Bahrain

Demonstran Bahrain menghindar dari gas air mata
Sumber :
  • AP

VIVAnews - Lebih dari seribu tentara dari Arab Saudi dan 500 polisi Uni Emirat Arab bergerak ke Bahrain. Mereka membantu penguasa setempat untuk mengatasi gelombang protes anti monarki yang telah berlangsung selama beberapa pekan.

Menurut harian The Los Angeles (LA) Times, stasiun televisi Bahrain Senin kemarin menayangkan laju pasukan Saudi di jalan yang menghubungkan kerajaan itu dengan Bahrain. Saudi rupanya berkepentingan untuk membantu monarki Khalifa di Bahrain, yang selama beberapa pekan dilanda aksi protes.

Kehadiran militer Saudi dan polisi Emirat ini di bawah mandat Dewan Kerjasama Teluk (GCC), yang beranggotakan enam negara Arab di Teluk Persia.

"Pasukan asing mulai tiba di Bahrain terkait dengan situasi saat ini yang patut disesalkan," demikian pernyataan pemerintah Bahrain. Pemerintah pun meminta semua rakyat dan pemukim untuk bekerjasama secara penuh dengan pasukan GCC dan menyambut mereka dengan hangat," lanjut pernyataan itu.  

Namun para pemrotes menunjukkan reaksi sebaliknya. Mereka mulai memperluas barikade dan memperbanyak pos-pos penjagaan agar pasukan asing sulit menembus ibukota Bahrain, Manama, yang menjadi pusat pergolakan. Hingga Senin malam waktu setempat belum terlihat kehadiran tentara maupun polisi asing di pusat Manama.

"Bila mereka [Saudi] mengirim tentara, mereka akan membunuh kami," kata seorang pemrotes bernama Abdullah Ali mengenai kehadiran tentara Saudi. "Kami siap dibunuh. Semua orang di sini juga siap," lanjut Ali, yang dikutip LA Times.

Sejak Februari lalu, mereka protes di pusat kota, Bundaran Mutiara, karena sudah tidak tahan dengan perlakuan diskriminatif dari monarki sehingga terjadi kesenjangan sosial. Isu ini sudah menyangkut konflik golongan, karena keluarga kerajaan dan pejabat pemerintah merupakan Muslim Sunni, sedangkan mayoritas rakyat Bahrain adalah penganut Syiah.

Saudi sudah lama khawatir atas gejolak di Bahrain, karena bisa menimbulkan protes serupa di negeri mereka. Pasalnya, mayoritas rakyat yang menghuni kawasan timur Saudi, yang berbatasan dengan Bahrain, merupakan penganut Syiah.

Putra Mahkota Kerajaan Bahrain, Sheik Salman bin Hamad Khalifa, sudah mengajak dialog dengan para pemrotes. Namun, kubu oposisi masih belum solid dan sejauh ini belum menanggapi tawaran dialog pemerintah untuk mengatasi kerusuhan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Abdullah bin Zayed Nahyan, Senin kemarin memastikan bahwa mereka telah mengirim 500 polisi untuk bergabung dengan kekuatan Saudi di Bahrain.

Kemenkominfo Gelar Kegiatan Chip In "Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya"
Bule Amerika yang menganiaya pecalang di Bali ditangkap polisi

Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika

Polisi menangkap dua turis asing berkewarganegaraan Amerika yang melakukan penganiayaan terhadap pecalang di Bali

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024