Warga AS Dihimbau Hindari Bahrain

Demonstran Bahrain menghindar dari gas air mata
Sumber :
  • AP

VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta warganya  tidak pergi ke Bahrain yang sedang mengalami kerusuhan politik dan sipil.

Menurut kantor berita Associated Press, peringatan itu dikeluarkan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS di Washington DC, Senin waktu setempat. Pada hari yang sama, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengerahkan tentara dan polisi ke Bahrain untuk membantu rezim monarki setempat mengatasi gelombang demonstrasi, yang telah berlangsung sejak Februari lalu.

Deplu juga menghimbau keluarga para staf Kedutaan Besar AS di Bahrain agar meninggalkan negeri itu. Begitu pula dengan warga Amerika yang masih berdomisili di Bahrain.

"Kendati para demonstran tidak mengincar orang-orang Barat, warga AS diminta untuk tetap waspada atas perkembangan keamanan setempat dan berhati-hati atas keselamatan pribadi," demikian pernyataan Deplu AS, yang menaikkan derajat dari "waspada perjalanan" menjadi "peringatan perjalanan" atas Bahrain.

AS pun meminta warga di Bahrain untuk menghindari semua demonstrasi, bahkan walau itu bersifat damai, karena bisa dengan cepat menjadi rusuh dan bisa membahayakan orang asing.

Sejak Februari lalu, para pemrotes beraksi di pusat kota Manama, yaitu di Bundaran Mutiara, karena sudah tidak tahan dengan perlakuan diskriminatif dari monarki sehingga terjadi kesenjangan sosial. Isu ini sudah menyangkut konflik golongan, karena keluarga kerajaan dan pejabat pemerintah merupakan Muslim Sunni, sedangkan mayoritas rakyat Bahrain adalah penganut Syiah.

Gandeng IEP, Kemenag Buka Peluang Sinergi dengan Perguruan Tinggi Amerika
Bea Cukai beri izin tambah lokasi usaha

Bea Cukai Yogyakarta Beri Izin Tambah Lokasi Usaha untuk Produsen Tembakau Iris Ini

Perusahaan ini mengajukan penambahan lokasi baru ke Bea Cukai Yogyarta dan berhasil mendapatkan izin nomor pokok pengusaha barang kena cukai (NPPBKC).

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024