Pasukan Bahrain Mulai Usir Paksa Pemrotes

Pasukan keamanan Bahrain berpatroli di pinggir Ibukota Manama
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Pasukan keamanan Bahrain mulai mengusir paksa para demonstran anti pemerintah yang berkumpul selama lebih dari sebulan di pusat Ibukota Manama, Rabu dini hari, 16 Maret 2011, waktu setempat. Didukung kendaraan lapis baja dan helikopter, operasi itu berlangsung sehari setelah raja memberlakukan keadaan darurat di Bahrain selama tiga bulan.

Menurut kantor berita Associated Press, kerusuhan langsung merebak begitu pasukan keamanan menembakkan gas air mata ke arah para pemrotes yang mendirikan tenda di Alun-alun Mutiara, Manama. Menurut sejumlah saksi, sedikitnya dua orang tewas karena insiden itu. Namun, belum ada laporan resmi mengenai klaim itu.

Sambungan telepon dan akses Internet langsung putus begitu aksi pasukan keamanan dimulai. Menurut Al Jazeera, sejumlah helikopter terlihat mengangkasa, bergerak di atas pasukan keamanan yang didukung armada tank.

"Sejumlah ledakan juga terdengar dan asap mengepul di pusat Manama," demikian laporan koresponden Al Jazeera. Para demonstran pun membalas serangan pasukan militer itu dengan lemparan bom molotov.

Sehari sebelumnya, Raja Bahrain mencanangkan keadaan darurat di negaranya untuk mengatasi gelombang unjuk rasa anti pemerintah sejak Februari lalu. Pemerintah Bahrain juga telah menerima bantuan pasukan keamanan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Jaksa KPK Panggil Febri Diansyah dkk ke Sidang SYL, Ini Alasannya

Dengan pemberlakukan status itu, Raja memberi mandat kepada militer Bahrain untuk mengambil "tindakan apapun yang diperlukan untuk melindungi keamanan negara dan rakyat."

Arab Saudi mengirim sekitar seribu tentara ke Bahrain, sedangkan Uni Emirat Arab mengerahkan 500 polisi. Kehadiran militer Saudi dan polisi Emirat ini di bawah mandat Dewan Kerjasama Teluk (GCC), yang beranggotakan enam negara Arab di Teluk Persia. Sebagai anggota, Bahrain meminta bantuan GCC untuk mengatasi gejolak di negara itu.

Sejak Februari lalu, para demonstran menggelar aksi unjuk rasa di pusat kota, Bundaran Mutiara, karena tidak tahan dengan politik diskriminatif dari monarki di negara itu yang mengakibatkan kesenjangan sosial yang lebar. Isu ini juga menyangkut konflik golongan, karena keluarga kerajaan dan pejabat pemerintah merupakan Muslim Sunni, sedangkan mayoritas rakyat Bahrain adalah penganut Syiah. (kd)

Kutukan Sungkyunkwan Scandal: 5 Pemerannya Terjerat Kontroversi Bertubi-tubi!
Pemain Teater Musikal Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai

Keren Banget, Sherina Main Teater Musikal Bareng Anak-Anak Sekolah

Sebagai pemeran utama dalam pertunjukan teater musikal ini, Sherina Munaf mengaku sangat bangga melihat anak-anak sekolah yang sangat pandai bermain musik orchestra.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024