Dampak Nuklir Jepang: Bye Bye Sushi...

Sushi Roll
Sumber :
  • Dok.Koiki Restoran

VIVAnews -- Tsunami Jepang yang menghancurkan reaktor Fukushima tak hanya menimbulkan horor radiasi nuklir. Tapi juga memengaruhi para penikmat makanan Jepang di seluruh dunia.

Sejumlah restoran Jepang menurunkan menu makanan yang menggunakan ikan segar dari menunya, seiring kekhawatiran kontaminasi radioaktif dari PLTN Fukushima. Sushi -- kepalan nasi kecil yang dibungkus nori dan diberi topping ikan segar, atau sashimi -- irisan ikan atau binatang laut mentah, disingkirkan dari daftar.

"Keselamatan tamu adalah prioritas kami," kata Sari Yong, juru bicara Shangri-La Asia -- salah satu jaringan hotel mewah terbesar Asia yang punya cabang di 71 lokasi di seluruh dunia, seperti dimuat News.com.au, Jumat 18 Maret 2011. "Sebagai upaya pencegahan, kami menghentikan sementara impor makanan segar dari Jepang."

Sementara, Mandarin Oriental Internasional di Hong Kong dan Four Seasons Hotel juga sudah menghentikan pembelian makanan dari Jepang. "Sampai situasi di Jepang stabil, sepertinya tak mungkin para tamu akan merasa nyaman mengkonsumsi makanan produksi Jepang," kata Sally De Souza, PR Manajer Mandarin Oriental hotel group.

Namun, para ahli termasuk profesor patologi kimia, Lam Ching-wan mengatakan, risiko kesehatan dari konsumsi makanan dari Jepang belum bisa dipastikan. "Ini lebih seperti tindakan pencegahan daripada keputusan berdasarkan fakta," kata Lam Ching-wan, profesor kimia Patologi di Universitas Hong Kong. "Saya pikir makan makanan atau ikan dari Jepang tidak mungkin menyebabkan kanker," katanya.

Kekhawatiran soal keamanan makanan Jepang membuat beberapa negara menunda impor makanan dari Negeri Sakura. Badan pengawas dan makanan Amerika Serikat juga terus memonitor makanan dari Jepang dari kemungkinan kontaminasi.

Sementara, Badan Pengawas Makanan Hong Kong, dilansir dari CNN, Kamis, 17 Maret 2011, dilaporkan telah melakukan tes radiasi terhadap 34 contoh sayuran segar, daging, dan ikan yang diimpor dari Jepang. Hasil tes menunjukkan makanan tersebut tidak mengandung radioaktif.

Selain Hong Kong, pemerintah Thailand juga melakukan tes serupa. Kali ini Thailand bekerjasama dengan para ahli dari badan atom PBB, IAEA, untuk memeriksa kandungan radioaktif dari produk daging, susu, ikan dan rumput laut Jepang. Pemerintah India juga dilaporkan telah memerintahkan badan pengawas obat dan makanan negara tersebut untuk menguji makanan asal Jepang di pelabuhannya, gerbang pertama masuknya makanan impor. Namun, hanyalah makanan Jepang yang diimpor setelah tanggal 11 Maret yang akan diuji.

Sebelumnya, pemerintah Singapura pada Senin lalu sudah memeriksa semua produk makanan asal Jepang.

Tindakan sejumlah negara untuk memantau makanan dari Jepang bukannya tanpa alasan. Belakar dari tragedi bocornya reaktor Chernobyl, Uni Soviet, pada tahun 1986. Kala itu pemerintah AS menguji 8.900 contoh makanan hewani dan non-hewani yang diimpor dari lokasi bencana. Mereka menemukan 1,4 persen dari makanan tersebut terkontaminasi radiasi di atas batas yang diperbolehkan. (umi)

Kolaborasi Prabowo dan Raja Yordania, TNI Berhasil Kirim Bantuan RI ke Gaza via Udara
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum, PT PLN

39 Unit SPKLU PLN di Sepanjang Tol Trans Sumatra Siaga Layani Pemudik, Ini Titik Lokasinya

PT PLN (Persero) menyiagakan 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh tanah air untuk periode mudik lebaran tahun 2024

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024