- dok. Corbis
VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan pada Selasa, 22 Maret 2011, mereka melarang impor makanan dari beberapa tempat di Jepang. Larangan terkait kekhawatiran adanya kontaminasi radioaktif akibat bocoran radiasi di reaktor nuklir Fukushima.
Seperti dilansir dari laman The Wall Street Journal, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), telah mengeluarkan larangan dan peringatan terhadap semua jenis susu, produk susu, sayuran segar, dan buah-buahan dari beberapa daerah di dekat reaktor.
Daerah-daerah tersebut adalah prefektur Fukushima, Ibaraki, Tochigi dan Gunma. Produk-produk makanan dari daerah ini tidak diperbolehkan memasuki pasar AS sebelum terlebih dahulu melalui proses pengujian dan dinyatakan aman oleh FDA.
"Sebagai tambahan, FDA juga akan memberi tanda terhadap semua produk dari Jepang untuk membedakan apakah barang-barang tersebut datang dari daerah yang terkontaminasi atau tidak. FDA akan melakukan pengujian terhadap semua makanan dan kargo barang dari daerah tersebut," ujar FDA melalui pernyataan tertulisnya.
FDA juga mengatakan, tim penguji makanan di berbagai pelabuhan telah dilengkapi dengan alat pendeteksi radiasi yang dinamakan radiation pager. "Alat ini sangat sensitif dan dapat membantu mengidentifikasi kargo yang memiliki tingkat radiasi tertentu," tulis FDA lagi.
Menurut catatan FDA, impor makanan dari Jepang hanya empat persen dari semua makanan impor ke AS.
Kekhawatiran AS ini timbul setelah pemerintah Jepang menemukan kadar radiasi di atas tingkat normal terdapat pada susu dan 11 jenis sayuran di daerah Fukushima. Hal ini disebabkan oleh bocoran radiasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi yang terjadi sejak gempa dan tsunami menghantam Jepang, 11 Maret lalu.
Pemerintah Jepang juga telah menghentikan sementara pengiriman makanan dari Fukushima dan daerah sekitarnya ke beberapa prefektur lainnya di negara tersebut. (umi)