Presiden Suriah Salahkan Konspirasi Asing

Presiden Bashar Assad disambut rakyat Suriah di Damaskus, Maret 2011
Sumber :
  • AP Photo/SANA

VIVAnews - Presiden Suriah, Bashar Assad, menuding konspirasi asing dan distorsi pemberitaan dari media massa sebagai biang keladi pergolakan di negaranya dalam beberapa bulan terakhir. Israel pun turut disalahkan.

Pernyataan itu, menurut surat kabar LA Times, dikemukakan Assad ketika berpidato di parlemen Suriah pada Rabu kemarin. Dari luar gedung hingga di ruang sidang, Assad mendapat sambutan meriah dari rakyat dan politisi Suriah, sebagai simbol bahwa banyak dari mereka yang masih mendukung dia.

Dia mengatakan bahwa gejolak yang melanda Suriah lebih banyak dipengaruhi konspirasi dari luar negeri. Media massa pun dianggap sering memberi kabar yang tidak obyektif atas berbagai peristiwa di negara Arab itu. Assad pun percaya adanya campur tangan Israel yang menyulut berbagai aksi pemberontakan, sehingga menyebabkan lebih dari 60 orang tewas setelah ditindak oleh pasukan keamanan pada pekan lalu.

"Suriah merupakan target dari konspirasi besar pihak luar. Waktunya dan formatnya telah dipercepat," kata Assad. Pemimpin berusia 45 tahun itu menyatakan bahwa dirinya tidak anti perubahan. Namun, reformasi itu harus berjalan secara bertahap dan tidak bisa cepat. 

Assad lalu menyebut revolusi di Mesir dan Tunisia, yang berhasil menumbangkan rezim yang lama berkuasa, merupakan contoh yang tidak boleh terjadi di Suriah. "Bila kita tetap tanpa reformasi, maka kita akan mengarah kepada kehancuran," kata Assad.

Namun, pada pidato itu, dia tidak menjelaskan reformasi seperti apa yang tengah dilakukan oleh pemerintahnya untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi Suriah. Assad juga tidak menyinggung kebijakan mencabut undang-undang keadaan darurat, yang telah berlaku selama lebih dari 47 tahun dan kini menjadi salah satu pangkal pergolakan di Suriah. 

Ini merupakan pidato nasional pertama Assad sejak pemerintahannya diguncang gelombang aksi unjuk rasa sejak awal tahun ini. Para pemrotes merasa sudah tidak tahan lagi diperintah oleh dinasti Assad selama 40 tahun.

Dalam tiga bulan terakhir, para pemrotes menyerukan reformasi politik dan mendesak pemerintah memerangi korupsi. Suriah berada dalam keadaan darurat sejak Partai Baath berkuasa pada 1963.

Rezim itu melarang kelompok oposisi dan membatasi kebebasan ekonomi. Sejak memerintah pada Juli 2000, menggantikan ayahnya yang wafat, Hafez Assad, Bashar sudah mencabut sejumlah pembatasan di sektor ekonomi. Namun, dia belum memenuhi tuntutan untuk mengakhiri pemberlakuan undang-undang keadaan darurat.  (umi)


Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa
Timnas Indonesia vs Australia di Piala Asia U-23

Jangan Ragukan Nasionalisme Pemain Naturalisasi Indonesia

Pemain naturalisasi Indonesia disebut oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sudah menunjukkan sikap yang luar biasa ketika mengenakan jersey Timnas Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024