Strategi Baru Tentara Libya Terbukti Ampuh

Warga Libya memegang senjata.
Sumber :
  • AP Photo/ Xinhua, Nasser Nouri

VIVAnews - Serangan udara pasukan koalisi Dewan Keamanan PBB, membuat pasukan Muammar Khadafi di Libya terpaksa mengubah strategi mereka. Strategi baru ini ternyata terbukti ampuh memukul mundur para pemberontak dan mengusir mereka dari kota-kota penting di negara tersebut.

Seperti dilansir dari laman Associated Press, tentara Khadafi kewalahan menghadapi pasukan udara koalisi yang membombardir mereka sejak dua minggu lalu. Pesawat jet tempur koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat kerap mengincar perangkat tempur pasukan Khadafi, serta berbagai kendaraan tempur.

Menurut laporan seorang intelijen AS yang menolak disebutkan namanya, kini pasukan Khadafi meninggalkan semua perangkat berat, diantaranya adalah tank dan kendaraan bersenjata lainnya, dan menggantinya dengan kendaraan biasa. Diantara yang digunakan adalah mobil sedan dan SUV, dilengkapi dengan persenjataan di dalamnya.

Strategi ini untuk mengecoh perhatian pasukan udara koalisi, sehingga tidak melakukan serangan. Selain untuk penyamaran, taktik ini juga berguna untuk memangkas ongkos logistik prajurit, ujar anggota intelijen AS tersebut.

Karena taktik baru ini, pasukan Khadafi berhasil memukul mundur pasukan pemberontak hingga 160 km dalam waktu hanya dua hari. Sebelumnya, pasukan pemberontak dikatakan berhasil diusir dari kampung halaman Khadafi di kota Sirte. Pasukan Khadafi juga berhasil menguasai kembali kota Ras Lanouf pada Rabu.

Tentara Khadafi dilaporkan oleh badan HAM Human Right Watch juga meletakkan ranjau darat di berbagai titik di kota Ajdabiya.

Tanpa bantuan tentara koalisi dan NATO, pasukan pemberontak kalah telak dari pasukan Khadafi. salah satu pemimpin pemberontak, Abdullah Hadi, meminta NATO untuk turun tangan.

"Saya meminta satu saja pesawat NATO untuk memukul mundur mereka. Yang kami perlukan saat ini adalah perlindungan dari udara. Mereka harus membantu kami," ujar Hadi.

Sementara itu opsi mempersenjatai tentara pemberontak oleh pasukan koalisi masih terus bergulir. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengatakan bahwa AS percaya bahwa mempersenjatai pemberontak adalah perbuatan yang legal pada situasi sekarang ini. Namun, belum ada keputusan untuk melakukan hal tersebut.

"Belum ada keputusan yang dibuat mengenai mempersenjatai kelompok oposisi di Libya. Kami tidak menolak opsi tersebut, maupun menyetujuinya," ujar juru bicara Gedung Putih Jay Carney. (umi)

Kereta Cepat Whoosh Dikabarkan Mengalami Kebocoran, KCIC Buka Suara
Pemudik saat meninggalkan Jakarta lewat Gerbang Tol Cikampek Utama

1 Juta Kendaraan Diprediksi Balik Jakarta, Polda Metro Siapkan Strategi Agar Tidak Macet

Polisi melalui Polda Metro Jaya mengimbau agar pemudik yang balik ke Jakarta nanti bisa memakai tol fungsional seperti Tol Cimanggis-Cibitung.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024