Pemberontak Libya Tolak Gencatan Senjata

Massa anti Khadafi rayakan serangan udara Sekutu di luar kota Benghazi
Sumber :
  • AP Photo/Anja Niedringhaus

VIVAnews - Konflik di Libya belum segera berakhir setelah pemberontak tidak setuju dengan rancangan gencatan senjata dari delegasi Uni Afrika (UA), Senin waktu setempat. Padahal, rezim Muammar Khadafi sehari sebelumnya sepakat dengan rancangan dari UA.

Menurut kantor berita Associated Press (AP), delegasi UA itu dipimpin Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma. Dia didampingi  pemimpin dari Mali, Mauritius, Kongo, dan Uganda. Mereka tengah menjalankan misi damai ke Libya untuk membantu mengatasi krisis sekaligus menghentikan kekerasan antara pasukan Khadafi dan pemberontak.

Namun, perundingan antara delegasi UA dan pemberontak tidak berjalan mudah. Pihak pemberontak di Benghazi mengatakan kepada delegasi UA, mereka bersedia gencatan senjata bila Khadafi sudah turun dari kekuasaan dan segera keluar dari Libya bersama anak-anaknya.

"Semua rakyat Libya sudah sepakat bahwa Khadafi dan semua anaknya harus pergi dari Libya sehingga kita bisa menjalankan demokrasi," kata Jilal Tajouri, anggota kubu pemberontak kepada AP saat menyambut kedatangan delegasi UA.

"Kolonel Khadafi dan anak-anaknya harus segera pergi bila ingin menyelamatkan diri. Bila tidak, rakyat yang akan mengejarnya," kata Mustafa Abdul Jalil, mantan menteri kehakiman yang membelot ke pemberontak, yang membentuk Dewan Nasional Transisional di Benghazi.

Kepada delegasi UA, pemberontak mengatakan Khadafi selama ini merekrut tentara bayaran dari negara-negara tetangga untuk menyerang rakyatnya sendiri. Dewan Nasional Transisional pun tidak begitu menaruh kepercayaan yang besar kepada UA, karena pimpinan negara anggota persekutuan itu selama ini menjalin hubungan dekat dengan Khadafi.

Sebaliknya, pasukan pemberontak selama ini mendapat dukungan dari Koalisi Internasional pimpinan NATO dan sejumlah negara Eropa. Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini, sangat mendukung tuntutan pemberontak agar Khadafi segera pergi dari Libya.  

Di tengah misi damai UA, pertempuran di Libya terus berlanjut. Pasukan Khadafi tetap menembaki Kota Misrata, kendati dia sudah memberi jaminan kepada delegasi UA untuk bersedia menerima rancangan gencatan senjata. Pasukan pemberontak pun mati-matian mempertahankan Ajdabiya - kota strategis yang menjadi pintu masuk bagi Benghazi, yang merupakan basis pemberontak.  (umi)

 


 



Ternyata Ada 3 Tentara Wanita Malaysia yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Mulai Hari Ini, Prabowo Subianto Bakal Dikawal Paspampres

Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024