Tanggal "Perjamuan Terakhir" Versi Ilmuwan

Prof. Brian Wansink dan lukisan Perjamuan Akhir yang dia teliti
Sumber :
  • AP Photo/Cornell University, Jason Koski

VIVAnews - Sesuai tradisi dari tahun ke tahun, umat Kristen memperingati Perjamuan Terakhir Yesus Kristus bersama para murid pada hari Kamis, biasanya di bulan April. Perjamuan Terakhir, yang dikenal sebagai tradisi "Kamis Putih," diyakini berlangsung sehari sebelum "Jumat Agung," yaitu hari penyaliban Yesus.

Namun, ilmuwan dari Inggris mengungkapkan bahwa Perjamuan Terakhir itu sebenarnya berlangsung pada hari Rabu, atau sehari lebih cepat dari tradisi selama ini. Ini diduga akibat ketidakcocokan penanggalan Yahudi Kuno dengan kalender Romawi (Julian).

Hasil riset itu diungkap Profesor Colin Humphreys dari Universitas Cambridge dalam buku berjudul "The Mystery of The Last Supper," yang dikutip stasiun berita BBC, Senin 18 April 2011. Studi itu berdasarkan pada penelitian Alkitabiah, sejarah, dan astronomi untuk menyelidiki ketidakcocokan waktu Perjamuan Terakhir. 

Menurut penelitiannya, Humphreys menyatakan bahwa tanggal Perjamuan Terakhir itu berlangsung pada 1 April 33 M. Penelitian Humphreys itu membandingkan perbedaan waktu penentuan Perjamuan Terakhir yang tertera pada Surat Matius, Markus dan Lukas dengan yang disebut pada Surat Yohanes. Itu merupakan empat Surat pertama dalam Bab Perjanjian Baru di Alkitab.

Menurut Humphreys, Surat Matius, Markus dan Lukas menyebutkan Perjamuan Terakhir bertepatan dengan dimulainya tradisi Paskah Yahudi (Passover). Namun, surat Yohanes mencatat bahwa peristiwa itu terjadi sebelum Paskah Yahudi, yang merayakan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.  

"[Penentuan waktu Perjamuan Terakhir] Ini telah membingungkan para cendekia ilmu tafsir Alkitabiah selama berabad-abad. Bahkan, ada yang mengatakan 'ini merupakan subyek yang paling sulit dalam Perjanjian Baru," kata Humphreys dalam acara "Today's Programme" di BBC.

Dia menduga ini terkait dengan dua penanggalan yang berbeda. Menurut Humphreys, surat Matius, Markus, dan Lukas kemungkinan mendokumentasikan Perjamuan Terakhir berdasarkan kalender Yahudi Kuno, yang diadaptasi dari penanggalan Mesir di masa Nabi Musa.

Ini berbeda dengan penanggalan Romawi, yang dipakai secara resmi di zaman Yesus. Saat itu, wilayah Timur Tengah dikuasai Kekaisaran Romawi. 

"Dalam suratnya, Yohanes tidak salah menyebut bahwa Perjamuan Terakhir dilakukan sebelum tradisi Paskah Yahudi. Namun, Yesus memilih menggelar Perjamuan Terakhir bersamaan dengan tradisi perjamuan Paskah Yahudi sesuai dengan kalender Yahudi sebelumnya," kata Humphreys.

Maka, dia menyimpulkan bahwa - bila berdasarkan standar penanggalan Julian, yang digunakan banyak ahli sejarah - maka Perjamuan Terakhir itu berlangsung pada hari Rabu, 1 April 33 M.

Jokowi Tunjuk Menko Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Intip Tugasnya
Dok. Istimewa

Mahfud MD Bicara Pentingnya Jaga Demokrasi agar Terhindar dari Kediktatoran

Pakar hukum tata negara Mahfud MD berbicara mengenai pentingnya menjaga demokrasi di Indonesia agar pelanggaran-pelanggaran tak terjadi kembali.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024