- VIVAnews/Muhammad Chandrataruna
VIVAnews - Penyelenggara KTT ASEAN menuai kritikan wartawan perihal tidak memadainya media center yang mereka sediakan. Seorang wartawan mengeluhkan kebocoran pada tenda yang disediakan panitia. Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, berjanji akan memperbaiki hal ini dengan segera.
Dalam kunjungan singkatnya ke media center yang diisi oleh puluhan wartawan, Tifatul berusaha menampung kekecewaan awak media. Menjawab aduan wartawan mengenai kebocoran tenda yang sedikit mirip tenda hajatan, Sembiring berkata santai. "Sedikitlah bocornya, namanya juga gak permanen," ujarnya.
Tifatul mengatakan bahwa kementeriannya dan pihak panitia yang diwakili oleh UPR Communication berjanji akan memperbaiki hal ini. Dia juga meminta maaf kepada para wartawan atas ketidaknyamanan tersebut. "Mohon maaf kalau bocor sedikit. Namanya juga di luar. Tapi tenda ini lebih bagus sedikitlah daripada tenda sunatan," katanya.
Media center terletak di samping Jakarta Convention Center (JCC), tempat KTT ASEAN berlangsung. Tempat ini dibangun tidak permanen dengan menggunakan tenda besar dengan ukuran yang dipastikan tidak akan bisa menampung 586 wartawan dari dalam dan luar negeri.
Dibandingkan dengan media center pada KTT ASEAN di Hanoi, Vietnam, tahun lalu, media center kali ini dinilai tertinggal jauh. "Media center di Hanoi luasnya empat kali lipat dari tenda saat ini, lebih dari 100 komputer disediakan bagi wartawan asing dan lokal." ujar Nur Farida Ahniar, wartawan VIVAnews.com yang mengikuti KTT ASEAN di Hanoi.
Pantauan VIVAnews.com, media center disediakan di halaman depan JCC, tempat penyelenggaraan KTT ASEAN. Wartawan hanya disediakan tempat dalam ruangan kira-kira 6 x 30 meter, ruangan itu masih harus dibagi dengan ruang makan dan ruang komputer. "Prihatin, mirip tenda kawinan," kata seorang wartawan televisi yang meliput di JCC. (adi)
Kutukan Sungkyunkwan Scandal: 5 Pemerannya Terjerat Kontroversi Bertubi-tubi!
Pada 2010, drama Korea Sungkyunkwan Scandal meraih kesuksesan yang luar biasa di kalangan penonton. Namun, seiring berjalannya waktu, drama ini mulai sulit ditonton
