- AP Photo/Dita Alangkara
VIVAnews - Myanmar siap bertukar giliran dengan Laos sebagai ketua Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN) pada 2014 mendatang. Pemerintah Myanmar, yang dikendalikan junta militer, sudah menyatakan kesiapannya itu kepada sesama pemimpin negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia.
"Myanmar menyatakan kesiapannya dalam memimpin ASEAN pada 2014," kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, hari ini di sela-sela persiapan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta, 7-8 Mei 2011.
Menurut Natalegawa, kesiapan Myanmar itu diutarakan pemimpin mereka, Thein Sein, kepada Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, yang tahun ini memimpin ASEAN. Kedua presiden itu bertemu di Jakarta Kamis kemarin.
Menurut harian The Nation, Laos sudah bersedia bertukar giliran kepemimpinan dengan Myanmar. Menurut kesepakatan sebelumnya, Laos menjadi ketua pada 2014 dan setahun kemudian Myanmar.
Namun Myanmar, yang akhir tahun lalu menyelenggarakan pemilu dan mereferendum konstitusi, merasa siap untuk mempercepat jadwal kepemimpinannya di ASEAN.
Perubahan jadwal kepemimpinan di ASEAN lumrah terjadi. Indonesia pun tadinya mendapat jadwal memimpin ASEAN pada 2013. Namun, Indonesia bertukar jadwal dengan Brunei Darussalama, yang seharusnya tahun ini memimpin ASEAN.
Pasalnya, pada 2013, Indoesia harus menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin Forum Ekonomi Asia Pasifik (APEC), sedangkan salah satu tugas Ketua ASEAN adalah menyelenggarakan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN sebanyak dua kali dalam setahun.
Bagi Indonesia, menjadi tuan rumah KTT APEC dan ASEAN dalam tahun yang sama sulit dilakukan sehingga Indonesia memutuskan menjadi ketua ASEAN pada 2011 dan pada 2013 bisa berkonsentrasi sebagai penyelenggara KTT APEC.