Kartel Narkoba Ubah Hidup Penyair Meksiko Ini

Javier Sicilia
Sumber :

VIVAnews – Kekejaman kartel narkoba Meksiko sudah terkenal seantero dunia. Mereka bisa mengubah hidup seseorang secara drastis, seperti yang terjadi pada Javier Sicilia. Sicilia awalnya dikenal sebagai seorang penyair dan intelektual ternama di Meksiko. Kini dalam sekejap, ia berubah profesi menjadi seorang aktivis.

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Pria kelahiran 1956 itu turun ke jalan dan mengajak warga memerangi kartel narkoba yang sudah merasuki seluruh sendi kehidupan rakyat Meksiko. Ia berteriak lantang untuk membangkitkan keberanian rakyat Meksiko. Dia tahu nyawa menjadi taruhannya, karena siapapun yang berani melawan para mafia narkoba, maka kepala orang itu langsung diincar oleh mereka. Tapi Sicilia tidak peduli. Semua itu ia lakukan demi sang anak yang tewas secara tragis di tangan kartel narkoba.

Sicilia pun tak lagi bisa menulis puisi. Ia menulis puisi terakhirnya setelah putranya yang berusia 24 tahun terbunuh dengan brutal pada Maret lalu. Seperti dilansir CNN, tanggal 28 Maret 2011, mayat putra Sicilia ditemukan di dalam sebuah mobil, berdesakan dengan keenam mayat lainnya di luar kota Cuernavaca. Wajah, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki mereka terbungkus plastik.

Otoritas meyakini, ketujuh korban itu telah dicekik sampai mati. Anggota-anggota salah satu kartel narkoba Meksiko, Pacifico, menjadi tersangka. Jaksa Agung Meksiko menawarkan uang sejumlah 10 juta peso (US$860 ribu) sebagai imbalan bagi mereka yang dapat memberikan informasi berharga yang berujung pada penangkapan si tersangka.

Sicilia lantas melakukan berbagai cara untuk memerangi kartel narkoba dengan caranya sendiri. Upaya terakhir yang ia lakukan adalah menggelar konvoi damai selama tiga hari dari Cuernavaca ke Mexico City, yang dimulai Kamis pagi, 4 Mei 2011 kemarin. Konvoi itu akan tiba di Mexico City hari ini, Sabtu 6 Mei 2011. “Kami menginginkan keadilan dan kedamaian di Meksiko,” kata Sicilia yang membacakan puisi terakhirnya pada upacara pemakaman anaknya.

“Dunia tidak lagi cukup bermartabat untuk menerima kata-kata. Ini adalah puisi terakhir saya. Setelah ini, saya tidak dapat menulis puisi lagi. Puisi tidak lagi hidup di dalam diri saya,” ujar Sicilia seperti dikutip kantor berita Meksiko, Notimex.

“Kita tidak ingin satu lagi nyawa anak kita terbunuh. Sudah cukup. Kejahatan di negeri ini tidak dapat ditoleransi lebih jauh lagi. Kita harus melakukan gerakan nasional untuk mengenyahkan rasa takut di pikiran dan jiwa kita guna membasmi kekejaman para kriminal itu,” tegas Sicilia.

Hattrick! Pendeta Gilbert Dilaporkan Lagi soal Penistaan Agama ke Polda Metro

Tahun 2010, sekitar 3.000 orang tewas dalam perang narkoba Meksiko. Total lebih dari 28.000 orang tewas selama empat tahun terakhir di Meksiko, dan jumlah ini terus bertambah. (umi)

Edukasi Media Center Haji 1445 H/2024

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024