Michael Moore: Amerika Kalah Melawan Osama

Mahasiswa Amerika Serikat merayakan kabar tewasnya Osama bin Laden
Sumber :
  • AP Photo/Andy Colwell

VIVAnews - Pembuat film Michael Moore berkomentar keras atas aksi pasukan Amerika Serikat menembak mati Osama bin Laden. Terlepas dari apa pun alasan kematian Osama, tindakan itu disebut Moore sebagai pembunuhan.

Seperti dilansir USA Today, Moore sejak hari Rabu lalu men-twit sejumlah komentar terkait Osama. "Dia (Osama--red) mungkin telah mati, namun dalam satu hal, dia menang. Kita melepaskan hak kita. Kita melewatkan undang-undang Patriot. Kita menghabiskan miliaran dolar dalam perang tak berguna. Ketakutan kini menguasai kita."

Poin terbarunya, Moore menyatakan Osama seharusnya dibawa ke pengadilan. "Kita telah kehilangan sesuatu dari jiwa kita di negeri ini...sesuatu yang membedakan kita dari yang lain, negeri lain, di mana kita mengatakan setiap orang memiliki masa di pengadilan terlepas dari seberapa buruk orang itu, terlepas dari seberapa jahat mereka, mereka memiliki hak diadili... setelah Perang Dunia II, kita tidak begitu saja menembakkan peluru ke kepala pemimpin Nazi. Kita membawa mereka ke pengadilan."

Dan hari Jumat 6 Mei 2011 ini, Moore menyampaikan twit terbaru lagi. "Saya tak paham mengapa mereka tidak mengakui ini: Itu (pembunuhan Osama--red) adalah sebuah eksekusi/pembunuhan."

Perang Rp25 Triliun

Osama memang menjadi musuh publik nomor satu dan termahal dalam sejarah Amerika Serikat. Tim Fernholz dan Jim Tankersley dari National Journal melansir, Amerika Serikat menghabiskan US$3 miliar atau lebih dari Rp25 triliun untuk sampai pada tembakan dua peluru yang menewaskan Osama.

Angka Rp25 triliun ini baru perhitungan konservatif yang dihabiskan selama 15 tahun. Angka ini belum memperhitungkan biaya-biaya tambahan yang muncul karena gangguan atas ekonomi Amerika dan biaya peningkatan keamanan Amerika Serikat.

Dan hasilnya, untuk ekonomi Amerika Serikat, kata Fernholz dan Tankersley, nyaris nol dan justru Amerika akan terus menanggung biaya yang muncul dari pengerahan ratusan ribu tentara di Afghanistan dan Irak.

“Kita telah menghabiskan sejumlah besar uang yang tak memiliki banyak efek atas penguatan militer kita dan memiliki dampak kecil pada ekonomi kita," kata Linda Bilmes, dosen di John F Kennedy School of Government, Harvard University, yang menulis buku mengenai biaya perang Irak and Afghanistan wars bersama ekonom pemenang Nobel Joseph Stiglitz.

Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi saat Amerika menghadapi Nazi yang dipimpin Adolf Hitler. Kekalahan Nazi mengakhiri era depresi besar dan memulai era kemakmuran dunia yang didominasi Amerika Serikat. Dan era ini juga ditandai dengan loncatan teknologi yang merevolusi ekonomi secara keseluruhan. (art)

Prediksi Liga Europa: Atalanta vs Liverpool
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang

Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk

Peneliti sustainability Sigmaphi Indonesia, Gusti Raganata secara khusus meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk memiliki komitmen tinggi dalam proyek pengelolaan sampah men

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024