Pemerintah Suriah Klaim ‘Bungkam’ Pemberontak

Demonstran di Siprus membakar poster Presiden Suriah, Bashar Assad
Sumber :
  • AP Photo/Petros Karadjias

VIVAnews – Pejabat senior Suriah, Bouthaina Shaaban, mengatakan bahwa pemerintahan mereka berhasil mengatasi pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad yang telah berlangsung selama tujuh minggu. Ia menegaskan, otoritas Suriah percaya dapat membungkam demonstran yang kini diyakini berada dalam kondisi gamang setelah ratusan rekan mereka tewas dan ditangkapi aparat.

Shaaban adalah penasehat Presiden Assad yang juga kerap bertindak sebagai juru bicara resmi pemerintah. Seperti dilansir The New York Times, Shaaban menyatakan pemerintah Suriah telah mengantisipasi krisis-krisis lain yang mungkin terjadi di masa mendatang. Pemerintah Suriah, imbuhnya, juga telah bersiap menghadapi kemungkinan sanksi dan kecaman yang datang dari dunia internasional.

“Saya harap kita menyaksikan akhir cerita dari pemberontakan. Saya rasa kita kini telah melewati momen yang paling berbahaya,” kata Shaaban. Suriah sebulan belakangan ini dilanda pergolakan yang mengancam kekuasaan keluarga Assad yang telah berlangsung selama 40 tahun. Assad disebut-sebut merupakan pemimpin dari salah satu negara yang paling otoriter di muka bumi.

Langkah keras yang diambil pemerintah terhadap pihak pemberontak, semakin ditingkatkan mulai pekan ini. Mereka menyisir wilayah pinggiran Damaskus – ibukota Suriah, dan tiga kota lainnya di negeri itu. Pasukan keamanan menunggangi ratusan kuda dan menangkapi pria yang berumur sekitar 18-45 tahun. Militer juga menempatkan tank-tank di Baniyas, daerah di pantai Mediterania.

Baniyas menjadi salah satu kawasan yang menjadi fokus pemerintah Suriah dalam menumpas pihak pemberontak. Amnesti Internasional menyatakan, lebih dari 350 orang – termasuk 48 wanita dan seorang anak berusia 10 tahun – ditangkap di Baniyas. Mereka dikatakan ditahan dan dikumpulkan di sebuah lapangan bola.

“Mereka (otoritas Suriah) ingin membungkam pemberontak minggu ini juga. Namun tidak ada satu pun pejabat di rezim ini yang memiliki kebijakan jelas. Mereka tidak dapat menerapkan strategi penumpasan macam ini dalam waktu lama. Yang diperlukan saat ini adalah solusi politik, bukan tank-tank yang lebih banyak lagi,” kata seorang advokat Hak Azasi Manusia di Suriah.

Amnesti Internasional juga mengatakan, sekitar 580 orang telah terbunuh sejak pergolakan di Suriah dimulai pada pertengahan Maret 2011 lalu. Shaaban mengemukakan, hampir 100 tentara dan pasukan keamanan Suriah juga terbunuh oleh militan bersenjata. “Kami (pemerintah) rasa para militan itu adalah kombinasi dari fundamentalis, ekstrimis, penyelundup, dan mantan narapidana yang biasa berbuat onar,” pungkas Shaaban. (eh)

Pemprov: Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

OJK meminta masyarakat untuk tidak panik merespons meningkatnya tensi geopolitik antara Iran-Israel.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024