China Terapkan Kebijakan Satu Anjing

Anjing bulldog bernama Lucy Brown
Sumber :
  • AP Photo/Charlie Neibergall

VIVAnews - Seakan tidak puas dengan kebijakan satu anaknya, pemerintah China kini mulai memberlakukan kebijakan satu anjing. Selain menekan populasi anjing, kebijakan ini juga untuk memberantas penyakit rabies.

Dilansir dari laman Associated Press, pemerintah China mulai memberlakukan kebijakan ini di Shanghai pada Minggu, 15 Mei 2011. Dengan diberlakukannya kebijakan ini, maka pemilik lebih dari satu anjing terpaksa harus merelakan anjing-anjingnya, dan menyisakan hanya satu saja.

Dengan ini, diharapkan anjing-anjing yang selama ini belum tercatat dapat didaftarkan oleh pemiliknya. Pemerintah kota Shanghai juga telah menurunkan harga pendaftaran anjing peliharaan.

Dari biaya sebelumnya, yaitu 2000 yuan atau sekitar Rp2,5 juta, diturunkan menjadi hanya 500 yuan (Rp660.000) bagi warga kota, 300 yuan (Rp396.000) bagi warga pinggiran kota, dan 100 yuan (Rp132.000) bagi warga pedesaan.

Dari 800.000 ribu ekor anjing di Shanghai hanya 140.000 ribu ekor yang telah mendaftar. Sementara untuk biaya lainnya seperti vaksin rabies yaitu sebesar 40 yuan (Rp52.000) untuk vaksin dalam negeri dan 60 yuan (Rp79.000) untuk vaksin impor.

Ledakan populasi hewan peliharaan baru-baru ini telah meningkatkan jumlah infeksi rabies. Sekitar 2.500 orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya di China.

Bagi kalangan menengah di China pembatasan kepemilikan anjing merupakan sesuatu yang tidak diinginkan. Pembatasan ini mengingatkan mereka kepada kampanye politik komunis dalam beberapa dekade terakhir yang mengatakan memelihara hewan adalah suatu kemewahan ala borjuis.

Pesan Pep Guardiola ke Real Madrid: Bukan soal Permainan, Tapi Tolong Benahi Hal Ini
Prilly Latuconsina

Terekam Pakai Gas Subsidi, Begini Pembelaan Prilly Latuconsina

Prilly Latuconsina menyatakan bahwa tabung gas tersebut merupakan pinjaman dari tukang gas langganannya.

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024