- Antara/ Yusran Uccang
VIVAnews - Demonstrasi menuntut pemilu yang bersih di Malaysia pada Sabtu, 9 Juli 2011, berlangsung ricuh. Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengecam peristiwa tersebut dan menyerukan rakyatnya untuk menyampaikan aspirasinya dengan cara yang santun.
Najib, dilansir dari laman The Star, Minggu, 10 Juli 2011, mengatakan penyampaian aspirasi dengan turun ke jalan atau berdemonstrasi hanya akan menyebabkan kekacauan. Demonstrasi, ujarnya, janganlah dijadikan budaya di negara tersebut.
"Rakyat Malaysia seharusnya tidak turun ke jalan untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka. Demonstrasi jalanan bukanlah budaya Malaysia," kata Najib.
Pemerintah Malaysia, imbuh Najib, selalu terbuka terhadap masukan dan diskusi, termasuk tuntutan pemilu yang bersih dan adil. Najib mengatakan rakyat dapat menyampaikan aspirasi mereka ke Komisi Pemilihan Umum atau pemerintah langsung. Cara inilah yang menurutnya terbaik ketimbang mengumpulkan massa dan teriak di jalan.
"Jika semua orang turun ke jalan, maka kerusuhan akan terjadi. Apa jadinya negara kita jika setiap hari ada demonstrasi?" kata Najib.
Demonstrasi bertajuk "Operation Erase Bersih" yang diikuti oleh puluhan ribu massa di Kuala Lumpur berlangsung ricuh saat polisi Malaysia mulai menembakkan gas air mata. Dilaporkan puluhan orang terluka, termasuk di antaranya adalah pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim, yang terjatuh dan lebam akibat tembakan gas.
Sebanyak 1.667 orang demonstran ditahan dalam kerusuhan tersebut. Namun, pihak aparat mengklaim, mereka telah membebaskan sebagian di antaranya beberapa jam setelah ditangkap. Mereka juga mengindikasikan kemungkinan sebagian besar pendemo tidak akan ditahan selama satu malam.
"Saya harap insiden ini akan memberikan pelajaran bagi semua orang bahwa demonstrasi jalanan tidak hanya menyulitkan orang banyak, namun juga kerusakan pada harta benda," kata Najib. (adi)