Rudal AS Hantam Pakistan, 38 Militan Tewas

Kapal perang AS menembakkan rudal Tomahawk ke Libya
Sumber :
  • AP Photo/U.S. Navy, Petty Officer 3rd Class, Jeramy Spivey

VIVAnews - Tiga rudal yang diduga diluncurkan Amerika Serikat menghantam wilayah barat laut Pakistan,  Selasa, 12 Juli 2011. Sumber intelijen Pakistan mengatakan, hanya dalam waktu 12 jam, 38 militan tewas. Serangan ini terjadi saat hubungan kedua negara dalam situasi buruk.

Insiden ini terjadi menyusul pengumuman yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang menyatakan Amerika akan menangguhkan sepertiga dari bantuan militer AS ke Pakistan atau sekitar $800 juta (sekitar Rp6,8 triliun) hingga ditemukan jalan keluar perbedaan pendapat dengan Pakistan.

Menurut intelijen Pakistan, rudal AS menghantam sebuah rumah di Desa Dremala, di Selatan Waziristan. Serangan itu menewaskan delapan orang yang diduga militan. Sebelum fajar, rudal AS kembali menghajar sebuah rumah di daerah Shawal, di Utara Waziristan dan menewaskan 10 orang lainnya.

Sebelumnya, pada Senin malam rudal AS menyerang sebuah rumah di Desa Gorvak dan menewaskan setidaknya 20 militan. Apa sebenarnya yang membuat hubungan AS-Pakistan tegang?

Menurut AP, keengganan Pakistan menyerang militan Afghanistan di Waziristan Utara, target NATO di Afghanistan, adalah salah satu sumber utama ketegangan.

Pakistan mengatakan bahwa kemampuan tentaranya terlalu lemah di daerah perbatasan. Namun, banyak analis percaya bahwa pemerintahan Islamabad ragu-ragu untuk berseberangan dengan militan yang memiliki hubungan sejarah dan dapat menjadi sekutu yang berguna saat kekuatan asing mundur.

Sebagai tanggapan atas sikap Pakistan, pemerintah Obama telah secara dramatis meningkatkan serangan di Waziristan Utara dan Waziristan UItara selama beberapa tahun terakhir. Para pejabat Pakistan mengatakan bahwa serangan tersebut telah menewaskan pejabat senior Taliban dan Al-Qaeda.

Di lain sisi, Pakistan diyakini telah mendukung serangan AS tersebut, walaupun banyak pejabat negara yang mengkritik karena telah melanggar prinsip kedaulatan negara.

Hubungan makin buruk lagi setelah serangan rahasia AS menewaskan Osama Bin Laden di Kota Abbottabad,  tidak jauh dari Islamabad. Serangan tersebut mempermalukan militer Pakistan yang baru mengetahuinya setelah misi selesai.

SIM Mati Bisa Diperpanjang, Tidak Perlu Bikin Baru
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia

Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral

Bahlil Lahadalia merespons tudingan dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di MK. Ia dituding tak netral dengan mendampingi Gibran Rakabuming Raka ke Papua.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024