VIVAnews – Harga minyak mentah di dua bursa utama dunia awal pekan ini mulai merangkak naik setelah empat hari terakhir terus anjlok – bahkan sempat mencetak rekor terendah dalam 13 bulan terakhir. Kenaikan tersebut dipicu oleh reaksi para pelaku pasar setelah mendengar komitmen para pemimpin Eropa untuk menyediakan dana darurat bagi industri perbankan masing-masing usai menggelar pertemuan darurat di Paris, Prancis, Minggu 12 Oktober 2008.
Berdasarkan pantauan dari Singapura Senin siang pukul 11.07 waktu setempat, 13 Oktober 2008, harga minyak mentah untuk pasokan November meningkat US $ 3,37 (4,3 persen) ke harga US $ 81,07 per barel dalam perdagangan di bursa NYMEX, Amerika Serikat. Padahal pada sesi perdagangan 10 Oktober 2008, harga sempat anjlok hingga mencapai US $ 77,70 per barel. Harga tersebut merupakan yang terendah sejak 10 September 2007.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk bulan November turut naik, US $ 2,41 (3,3 persen), ke harga US $ 76,50 per barel di bursa ICE Futures Europe Exchange, London, Inggris, seperti dipantau dari Singapura Senin siang pukul 11.01 waktu setempat. Kontrak tenggelam tanggal 10 Oktober 2008 sebanyak US $ 8,57 (10 persen) ke harga US $ 74,09, harga terrendah sejak 4 September 2007.
“Harga minyak tampak masuk akal saat ini,” kata Toby Hassall, analis untuk Commodity Warrants Australia Property di Sidney. “Pasar sedang menetapkan harga dalam kemunduran ekonomi global-jika belum bisa dibilang resesi parah, yang sedang berlangsung,” lanjut Hassal seperti dikutip kantor berita Bloomberg.
Kemarin, 15 negara pengguna mata uang euro (euro-zone) telah sepakat untuk menyuntikkan dana pinjaman kepada bank-bank di negara masing-masing.
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal Dunia Saat Survey Medan Latihan di Karawang
Tentara Amerika Serikat yang meninggal dunia adalah Mayor WW
