Rupert Murdoch Minta Maaf
- askmen.com
VIVAnews – Rupert Murdoch meminta maaf atas kesalahan serius yang dilakukan oleh News of the World – tabloid mingguan Inggris milik raksasa media News Corporation kepunyaannya. News of the World tutup pada 10 Juli 2011 kemarin karena skandal penyadapan telepon terhadap korban dan keluarga korban serangan teroris 11 September 2011.
Permintaan maaf Murdoch itu dimuat di seluruh surat kabar Inggris pada akhir pekan ini. Pernyataan permintaan maaf yang ditandatangani oleh CEO News Corp itu bertajuk sederhana: “Kami minta maaf.” Isinya: “Kami minta maaf atas kesalahan serius yang terjadi. Kami sangat menyesal atas penderitaan yang menimpa sejumlah individu karena kesalahan itu,” tulis Murdoch seperti dilansir The Telegraph.
Permintaan maaf itu muncul kurang dari 24 jam sejak wawancara Murdoch dimuat di Wall Street Journal. Dalam wawancara itu, Murdoch bersikukuh bahwa News Corp telah mengatasi krisis akibat penyadapan telepon itu “dengan cukup baik.” Murdoch juga menantang “kebohongan besar” yang telah disebarkan tentang News Corp.
Namun kemudian masih di pernyataan minta maafnya, Murdoch menulis: “Kami menyesal tidak bertindak lebih cepat untuk menyelesaikan ini semua. Saya menyadari, minta maaf saja tidak cukup. Dalam beberapa hari ke depan, kami akan mengambil sejumlah langkah konkrit lebih jauh lagi untuk menyelesaikan perkara ini, dan untuk memperbaiki kerusakan yang telah kami sebabkan.”
“Anda akan mendengar lebih banyak lagi dari kami,” janji Murdoch. Ia juga menambahkan, bisnis News of the World bagaimanapun didirikan berlandaskan ide bahwa kebebasan pers harus menjadi energi positif bagi masyarakat. “Kami hidup untuk itu,” imbuh Murdoch.
Sebelumnya, Murdoch telah menerima pengunduran diri Rebekah Brooks, Direktur Eksekutif News International – afiliasi News Corporation milik Rupert Murdoch. Ia juga menerima pengunduran diri Les Hinton, CEO Wall Street Journal dan Dow Jones. Brooks dulu bekerja sebagai editor di News of the World, sedangkan Hinton menjadi pimpinan di sana sebelum beralih memimpin Wall Street Journal. (umi)