Wakil Menlu AS Terkejut Kaum Muda RI Apatis

Maria Otero
Sumber :
  • Flickr / US Embassy Jakarta

VIVAnews - Wakil Menteri Luar Negeri AS, Maria Otero, terkejut saat mengetahui anak-anak muda Indonesia saat ini kurang tertarik, bahkan cenderung apatis atas isu-isu politik. Padahal, dia yakin generasi muda negeri ini berpotensi besar membuat perubahan yang lebih baik.

Rendahnya kaum muda atas isu politik terungkap saat Otero berdialog dengan para mahasiswa di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, pada Kamis 21 Juli 2011. Saat itu, Otero bercerita bahwa ia suka berdiskusi soal politik dan isu dunia lainnya dengan salah satu putranya, yang sarjana Hubungan Internasional.

Menurut dia, diskusi politik dengan orang muda menyenangkan, karena kaum muda punya pemikiran yang tak terpikir oleh kaum tua.

Ia menanyakan apakah para audiens juga biasa melakukan hal sama dengan orang tua mereka. Seorang mahasiswa merespon pertanyaan itu dengan mengatakan anak muda Indonesia kurang tertarik, kalau tak mau dikatakan apatis, terhadap politik. "Intrik, korupsi, serta kurangnya ruang mengekspresikan pendapat menjadi faktor melatari keapatisan tersebut," tutur si mahasiswa.

Mendapat jawaban itu, Otero mengangkat kedua alisnya dan berkata, "Benarkah?" Padahal, menurut dia, anak-anak muda Indonesia menyimpan potensi dan kekuatan besar membuat perubahan.

"Di Indonesia, hampir 50 persen penduduknya berusia di bawah 30 tahun, tentu usia produktif. Jumlah ini termasuk besar untuk membuat perubahan. Kaum muda adalah kaum yang suaranya patut didengar, karena sudah banyak contoh perubahan terjadi karena suara mereka," kata Otero.

Otero lantas mencontohkan Peristiwa Mei 1998. Saat itu kaum mahasiswa Indonesia memegang peranan penting membuat peralihan kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada Wakil Presiden BJ Habibie. "Ini contoh nyata kaum muda di sini menjadi masyarakat sipil aktif menuntut perubahan dalam pemerintahan, apalagi saat itu belum ada jejaring sosial sebagai alat menggalang massa," kata Otero.

Seorang mahasiswa lain menyatakan banyaknya intrik dalam politiklah yang menjadi alasan utama. Mahasiswa lain mengungkapkan perpolitikan Indonesia tak memberi cukup ruang bagi kaum muda berkarya karena ada yang namanya 'jatah partai'.

"Kalau begitu, kalian bisa membuat perubahan sendiri di bidang lain," ujar Otero. "Sebagai orang muda dan juga warga negara, kalian tahu apa yang dibutuhkan negara ini. Identifikasilah satu tantangan nasional terbesar yang menarik perhatian kalian, dan berkontribusilah dengan bekerja untuk mengatasi bidang tersebut."

Wakil Menlu AS itu juga menambahkan, anak muda Indonesia memiliki pikiran terbuka dan itu pondasi kuat untuk memulai perubahan. Selain itu, mereka juga beruntung karena tidak kekurangan keahlian, kesempatan, dan akses terhadap pendidikan. "Hal ini adalah contoh masyarakat sipil yang aktif, elemen penting dari sebuah sistem demokrasi," kata Otero.

PKS Usung Imam Budi Hartono Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok, Ahmad Syaikhu: Kinerjanya Bagus
ODGJ Ngamuk di Cengkareng, Mau Tikam Kakaknya

ODGJ Ngamuk di Cengkareng Mau Tikam Kakanya Sendiri, Ternyata Kabur dari Dinsos

Seorang pria berinisial A yang merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, mengamuk hingga nyaris menikam keluarganya sendiri. Untung

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024