- AP Photo/via Scanpix
VIVAnews - Jens Breivik terhenyak saat mendengar ledakan bom dan tembakan brutal yang terjadi tanah kelahirannya, Norwegia. Pria yang kini tinggal di Prancis itu turut mengutuk sang teroris. Di tengah duka dan amarah yang bercampur, ia kembali terhenyak saat tahu sang teroris adalah putranya sendiri, Anders Behring Breivik.
"Saya membawa berita di internet dan saya melihat nama dan wajahnya (Anders Behring Breivik), saya syok," kata Jens kepada koran Norwegia, Verdens Gang, seperti dikutip Telegraph.
Jens mengatakan, sudah sekitar 15 tahun kehilangan kontak dengan putranya. Dia mengatakan sama sekali tak menyangka putranya bisa melakukan aksi kejam yang menewaskan lebih 90 orang itu. Dia tak tahu dengan rencana yang dibangun anaknya sebelum melancarkan serangan brutal itu.
"Kami tidak pernah hidup bersama, tapi kami masih menjalin komunikasi selama dia kanak-kanak," kata Jens. "Ketika dia mulai dewasa, dia tumbuh layaknya anak laki-laki tetapi tak terlalu komunikatif. Setahu saya, dia tidak memiliki ketertarikan di politik."
Pria 32 tahun itu ditangkap tim SWAT saat tengah menembaki sejumlah pemuda yang tengah menggelar pertemuan Partai Buruh, partai berkuasa di Pulau Utoya. Dua jam sebelum aksi yang menewaskan lebih 85 orang itu, ia meledakkan bom di pusat pemerintahan di Oslo yang menewaskan tujuh orang seketika, dan melukai puluhan lainnya.
Berdasar dokumen yang disita polisi, Anders Behring Breivik merencanakan aksinya sejak beberapa tahun lalu. Ia menggambarkan sosoknya sebagai seorang ekstrimis sayap kanan, Kristen fundamentalis, anti-Islam, anti-Marxisme, anti-imigran, dan anti-multikulturalisme.