- AP Photo/Elizabeth Dalziel, File
VIVAnews - Sekelompok orang tidak dikenal menyerang sebuah restoran di kota Kashgar, wilayah otonom Xinijang, China, menewaskan enam orang pada Minggu, 31 Juli 2011. Pemerintah China mengklaim itu adalah perbuatan militan Muslim yang dilatih di Pakistan.
Dilansir dari laman Associated Press, Senin, 1 Agustus 2011, ini adalah peristiwa penyerangan terbaru di kota yang di berada Jalur Sutera tersebut. "Kelompok ekstremis agama yang dipimpin oleh seorang penjahat, dilatih di sebuah kamp pelatihan teroris di luar negeri, berada di balik serangan kemarin," tulis pernyataan pemerintah Kashgar.
Menurut pemerintahan Kashgar, penyelidikan awal menunjukkan para pelaku pernah berlatih membuat bahan peledak dan senjata api di Pakistan. Dilaporkan, polisi berhasil menembak mati lima pelaku pada peristiwa kemarin itu.
Kejadian bermula ketika beberapa orang pelaku menyerbu sebuah restoran di pusat kota Kashgar, menewaskan pemilik dan seorang pelayan restoran tersebut. Tidak berhenti sampai disitu, para pelaku juga membakar tempat itu dan menyerang pejalan kaki, empat orang tewas dan 12 lainnya terluka.
Empat pelaku tewas ditembus timah panas petugas, sementara seorang lagi tewas di rumah sakit. Diduga ada dua orang pelaku lagi yang belum tertangkap.
Wilayah Xinijang adalah kota paling penuh konflik di China, terutama karena ketegangan antara dua suku, Uighur yang pemeluk Islam dan Han China. Uighur merasa dimarjinalkan dan terpojok dengan semakin banyaknya suku Han yang masuk ke wilayah mereka.
Sebelumnya pada Sabtu pekan lalu, bentrokan kembali terjadi antara kedua suku. Pada Sabtu malam, dua orang membajak truk dan menabrakkannya ke kerumunan orang. Dua peristiwa ini menewaskan tujuh orang dan melukai 22 lainnya.
China membantah mendiskriminasi kaum minoritas. Mereka mengatakan semua warga etnis di negaranya diperlakukan sama. China juga mengaku mengeluarkan dana puluhan miliar dolar untuk investasi demi menaikkan tingkat hidup rakyat di wilayah itu.