- AP Photo/Ramon Espinosa
VIVAnews - Pejabat kesehatan Kamerun mengatakan sedikitnya 500 orang tewas akibat wabah kolera selama bulan Agustus. Sepanjang 2011, tercatat sudah ada 13 ribu kasus kolera.
Dilansir dari laman CNN, Rabu 17 Agustus 2011, lebih dari 50 kematian terjadi di daerah utara, yang terdampak paling parah. Penduduk di divisi Logone dan Chari mengatakan bahwa balita dan wanita adalah yang paling banyak terserang penyakit ini.
Gervais Ondobo Andze, kepala kontrol penyakit di Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa sembilan dari 10 daerah di Kamerun terkontaminasi kolera. Pemerintah Kamerun telah membuka pusat perawatan dengan peralatan medis lengkap di seluruh negeri. Namun, Andze menekankan bahwa penduduk harus tetap melakukan tindakan pengobatan sendiri.
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, Andze mengimbau warga tidak meminum air sungai, melainkan hanya air yang sudah dipastikan aman untuk diminum saja. Selain itu, para petugas diimbau segera melaporkan kasus kolera baru yang terdeteksi.
Setelah dilacak, bakteri kolera yang menginfeksi penduduk Kamerun berasal dari Sungai Logone yang menjadi tumpuan kehidupan ribuan penduduk. Kondisi ini diperparah dengan fakta di lapangan bahwa segala kelengkapan medis seringkali kurang atau tidak sampai pada mereka yang membutuhkan.
Penduduk Kamerun juga memprotes kampanye politik para calon presiden yang tidak menyentuh isu kesehatan. "Partai Gerakan Demokrasi Rakyat Kamerun jelas-jelas mengucurkan dana miliaran untuk kampanye dan perjalanan keluar negeri. Kenapa mereka tidak bisa mengalokasikan dana untuk mengatasi wabah kolera?" keluh seorang penduduk Maroua yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kementerian Kesehatan Kamerun melaporkan ada 9395 kasus kolera terjadi selama 2010, dan 8830 diantaranya terjadi di daerah utara. Sejak wabah mulai menyebar lebih luas pada bulan Mei 2010, pemerintah telah meminta bantuan dari sejumlah badan internasional. (umi)
Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, AHY: Saatnya Rekonsiliasi
AHY meminta semua pihak agar legowo dengan keputusan MK.
