- Bagher Nasir/AP
VIVAnews - Pemerintah Iran memindahkan centrifuge pengayaan nuklir mereka ke fasilitas baru yang terletak di bunker bawah tanah. Langkah ini dilakukan untuk menghindari resiko serangan udara yang dilakukan oleh musuh-musuh Iran.
Hal ini disampaikan oleh wakil Presiden sekaligus kepala program nuklir Iran, Fereidoun Abbasi, dilansir dari kantor berita Press TV, Senin 23 Agustus 2011. Dia mengatakan bahwa saat ini para ahli telah mulai memindahkan centrifuge dari fasilitas nuklir Natanz ke fasilitas nuklir baru, Fordo.
"Pemindahan centrifuge dari Natanz ke Fordo tengah dilakukan dengan pengawasan penuh dan sesuai dengan standar," kata Abbasi.
Abbasi mengatakan saat ini fasilitas nuklir Fordo hampir rampung. Beberapa centrifuge yang berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke reaktor pengaya uranium dilaporkan telah dikirim ke fasilitas ini.
Fasilitas pengaya nuklir Fordo terletak di bawah tanah di pegunungan provinsi Qom. Instalasi ini adalah kedua terbesar setelah Natanz. Abbasi mengatakan instalasi Fordo dibangun untuk meningkatkan proses pengayaan uranium hingga 20 persen. Namun, produksi masih akan dilakukan di Natanz sampai instalasi Fordo benar-benar siap.
"Para ahli kami bekerja keras mempersiapkan fasilitas Fordo, yang terletak di dalam gunung untuk melindunginya dari serangan," kata Abbasi.
Langkah Iran ini tidak ayal menimbulkan kecurigaan dari negara-negara penentang program nuklir mereka. Senin, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Victoria Nuland mengatakan bahwa tidak ada alasan yang jelas mengapa Iran perlu menambah pengayaan uraniumnya hingga 20 persen.
"Iran juga telah gagal memenuhi kewajibannya untuk menghentikan aktivitas pengayaan uraniumnya hingga 3,5 persen. Sebanyak 20 persen tambahan uranium lagi jelas semakin menambah kecurigaan komunitas internasional akan niat di balik proyek ini," kata Nuland.
Program nuklir Iran dikecam oleh beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat. Mereka mengatakan Iran berpotensi membuat senjata nuklir dengan instalasi tersebut. Namun, pemerintahan Mahmoud Ahmadinejad membantah hal ini dan mengatakan nuklir mereka untuk keperluan pembangkit tenaga dan medis.