- AP Photo/Mohammad Abu Ghosh
VIVAnews - Turki memulangkan duta besar Israel sebagai bentuk menurunkan tingkat hubungan diplomatik dengan negara yang tak diakui Indonesia itu. Tindakan Turki ini menyusul keengganan Israel meminta maaf atas penyerangan kapal perdamaian Flotilla di Gaza tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, Jumat 2 September 2011, hubungan diplomatik dengan Israel diturunkan hingga sekelas sekretaris kedua. Rabu depan, duta besar Israel harus meninggalkan Turki.
Selain itu, Turki juga membekukan semua perjanjian militer dengan bekas sekutunya itu. "Saatnya Israel membayar harga," kata Davutoglu seperti dilansir the Associated Press.
Sebelumnya, Pemerintah Israel menyatakan tidak akan pernah meminta maaf kepada pemerintah Turki atas tewasnya sembilan warga Turki pada penyergapan kapal pembawa bala bantuan,"Flotilla to Gaza", Mei lalu. Bahkan, Israel menuding Turkilah yang bersalah dan harus meminta maaf kepada Israel.
“Yang harus meminta maaf adalah pemerintah Turki karena telah mendukung terorisme yang didukung oleh IHH (penyelenggara bantuan Gaza), Hamas dan Hizbullah,” ujar Perdana Menteri Israel Avigdor Liberman, saat menjamu para duta besar Israel di seluruh dunia, seperti dilansir dari CNN, Minggu, 26 Desember 2010.
“Tidak akan ada permintaan maaf. Jikapun ada, maka datang dari pemerintahan Ankara, bukan sebaliknya,” kata Liberman lagi.
Turki sebelumnya adalah sekutu kuat Israel dari negara Arab muslim, namun hubungan kedua negara meregang semenjak insiden tersebut. Pada September, Dewan HAM PBB telah menyatakan bahwa tentara Israel telah bersalah karena menyerbu kapal tersebut di perairan internasional.