- AP Photo
VIVAnews - Sidang pengadilan kasus korupsi atas mantan Presiden Prancis, Jacques Chirac, hari ini dimulai. Namun, Chirac dipastikan berhalangan hadir karena, menurut dokter, dia terserang penyakit anosognosia, yang membuatnya lupa berat. Sidang pengadilan pun terancam ditunda, bahkan bisa batal.
Menurut harian The Telegraph, 5 September 2011, Chirac bakal menjadi presiden pertama di Prancis yang didakwa kasus korupsi. Dua penyelidikan menunjukkan bahwa Chirac terlibat manipulasi keuangan saat masih menjadi walikota Paris, atau sebelum dia terpilih menjadi presiden Prancis pada 1995 dan bertugas hingga 2007.
Namun, tim pengacara Chirac kemungkinan besar bakal mengajukan hasil pemeriksaan neurologi atas klien mereka yang membuatnya berhalangan hadir di sidang. Mantan pemimpin yang kini berusia 78 tahun itu disebut sedang dalam kondisi yang rawan sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan di masa lalu.
"Presiden Chirac mengindikasikan kepada pengadilan kepad pengadilan harapannya agar sidang berjalan hingga usai dan berkeinginan untuk mengemban tanggungjawab, walaupun dia kini tidak bisa sepenuhnya ambil bagian di sejumlah sidang," demikian pernyataan tim pengacara Chirac.
Menurut mereka, Chirac menderita anosognosia, yang membuat penderita pikun kronis. Chirac pun diklaim menderita gejala penyakit Alzheimer. Bila sidang harus tetap berjalan sesuai jadwal, pengacara Chirac minta hakim memaklumi ketidakhadirannya di ruang sidang.
Hakim Dominique Pauthe selanjutnya akan menanggapi klaim medis Chirac itu. Dia bisa saja menunda sidang, atau bahkan membatalkan kasus atas Chirac, namun bisa juga mengajukan opini medis dari ahli.
Bila hakim tetap meneruskan sidang dan menemukan bahwa Chirac bersalah atas pasal penggelapan uang dan penyalahgunaan jabatan, maka dia terancam hukuman penjara hingga sepuluh tahun. Chirac sudah membantah tuduhan korupsi itu, namun tidak keberatan bila pengadilan memproses kasus tersebut. (adi)
Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak
Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran
