Ulama Radikal Irak: Stop Serang tentara AS

Muqtada al-Sadr, ulama Syiah radikal Irak
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Seorang ulama radikal Irak menyerukan para pengikutnya untuk berhenti menyerang tentara AS agar proses penarikan mereka tidak diundur. Seruan ini juga untuk menekan para politisi Irak pendukung invasi AS di negara tersebut.

Dilansir dari kantor berita Associated Press, Senin 12 September 2011, seruan tersebut disampaikan ulama Syiah garis keras, Muqtada al-Sadr, dalam situs resminya. Ia mengimbau para pengikutnya untuk berhenti menyerang tentara AS hingga proses penarikan selesai pada akhir tahun ini, sesuai kesepakatan antara AS dengan Irak.

"Terlepas dari keinginan saya untuk melengkapi kemerdekaan Irak dan menyukseskan penarikan pasukan AS dari tanah suci kita, saya berkewajiban untuk menghentikan operasi perlawanan Irak sampai penarikan pasukan pendudukan selesai," kata Al-Sadr dalam pernyataannya.

Namun, jika pasukan AS tidak juga menarik seluruh pasukannya setelah batas waktu yang ditentukan, maka Sadr mengancam akan melakukan tindakan keras. "Jika mereka tidak menarik pasukannya, operasi militer akan dilanjutkan dan lebih keras lagi," kata Sadr.

Pernyataan Sadr ini disampaikan setelah AS mengumumkan penarikan pasukannya pada minggu lalu. Saat ini sedikitnya 45.000 tentara AS masih berada di Irak. Presiden Barack Obama menyampaikan niatnya untuk meninggalkan 3000 hingga 10 ribu tentara AS di Irak. Mereka ditugaskan menjaga Kedutaan Besar dan perusahaan-perusahaan AS di Irak dan melatih tentara dan polisi Irak.

Para anggota parlemen pendukung Sadr menolak keberadaan tentara AS di Irak. Pengikut Sadr memilih walkout pada sidang parlemen menentukan berapa jumlah tentara AS yang harus tinggal di negara tersebut. "Tujuan kami adalah melawan penjajah, karena mereka masih ada di negara ini," kata Mushraq Naji, anggota parlemen pendukung Sadr.

Sadr adalah politisi garis keras Irak yang mendapatkan dukungan dari para kelompok militan, di antaranya adalah Jaysh al-Mahdi atau tentara Mahdi. Para pendukung Muqtada al-Sadr disebut Sadrist. Mereka menentang pendudukan tentara koalisi pimpinan AS dan PBB pasca runtuhnya rezim Saddam Hussein. Kelompok ini seringkali terlibat baku tembak dengan pasukan koalisi.

Sadr oleh para pengikutnya dianggap sebagai simbol perlawanan pendudukan asing. Oleh para tokoh, Sadr dianggap sebagai tokoh tunggal yang paling mengancam keselamatan militer dan ekonomi AS di Irak. (umi)

Terekam CCTV Cabuli Gadis Panti Asuhan, Ketua PSI Gubeng Surabaya Dicokok Polisi 
Prabowo Subianto tiba di Malaysia.

Batalkan Aksi Relawan Turun ke Jalan Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Prabowo Tuai Pujian

Menurut Sekjen AMMI Arip Nurahman, langkah dilakukan Prabowo ini, agar menjaga situasi tetap kondusif serta menghindari terjadinya perpecahan diantara sesama anak bangsa.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024