- REUTERS/Lucas Jackson
VIVAnews - Lebih dari 700 orang demonstran ditahan dalam demonstrasi "Gerakan Kuasai Wall Street" di New York pada Sabtu pekan lalu. Namun, para demonstran tidak gentar. Mereka berjanji akan melanjutkan demo menentang keserakahan korporasi dan korupsi.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Minggu 2 Oktober 2011, polisi telah membebaskan beberapa orang demonstran yang sempat memblokir Jembatan Brooklyn, New York, pada aksi Sabtu lalu. Mereka ditahan karena keluar batas demonstrasi di trotoar, sehingga menyebabkan lalu lintas lumpuh selama berjam-jam.
Kebanyakan para demonstran saat ini masih berkemah di taman Zuccotti, dekat pusat bisnis Manhattan, menunggu langkah selanjutnya. Ini adalah minggu kedua mereka berada di kawasan ini, barulah Sabtu kemarin massa yang berjumlah sekitar 1.500 orang ini bergerak ke Brooklyn.
Demonstran yang kebanyakan mahasiswa ini mengatakan akan melakukan demo lagi dalam waktu dekat. "Dalam satu dua jam, kami akan demo di tempat lain," kata Patrick Bruner, mahasiswa Skidmore College di Saratoga Springs, New York, yang bertugas sebagai juru bicara.
Dilansir dari stasiun berita CNN, massa Gerakan Kuasai Wall Street ini tidak memiliki pemimpin yang menuntun jalannya demonstrasi. Mereka hanya mengadakan sidang umum setiap harinya untuk membicarakan langkah selanjutnya. Tuntutan mereka beragam, mulai dari jengah akan keserakahan korporasi hingga tingginya harga bahan bakar dan tidak bergunanya asuransi kesehatan.
"Kami berkumpul di sini, untuk menyampaikan tuntutan kami dan bagaimana cara kami menempuhnya," kata Robert Segal, salah satu demontran.
Tidak Hanya di New York
Demonstrasi serupa tidak hanya terjadi di New York. Dilaporkan, unjuk rasa menuntut kesejahteraan juga terjadi di Boston, Chicago, Los Angeles, Seattle dan beberapa kota lainnya. Menurut ABC News, demonstrasi mereka ini adalah bentuk solidaritas pada pergerakan di New York.
Nama pergerakan mereka juga hampir serupa, yaitu "Ambil Alih Boston", "Duduki Chicago" atau "Kuasai Los Angeles". Massa terbanyak adalah di Boston dengan sekitar 3.000 orang sejak Jumat pekan lalu.
Dilaporkan terdapat sekitar 34 organisasi yang ikut demo Boston, terdiri dari serikat dan profesional serta aktivis, menuntut berbagai macam hal mulai dari perubahan iklim dan ketidakadilan. Sejauh ini, demonstrasi mereka berlangsung damai dan tertib.
Sebuah website pergerakan di Seattle menyebut upaya nasional mereka sebagai "perlawanan tanpa pemimpin, beranggotakan orang-orang dari berbagai warna kulit, gender dan pandangan politik."
"Satu hal persamaan kami, kami adalah 99 persen rakyat yang tidak menolerir keserakahan dan korupsi dari 1 persen rakyat," lanjut pernyataan tersebut, merujuk pada jurang pemisah yang dalam antara kaum kaya AS dengan lapisan masyarakat lainnya. (ren)