Riset: Rusia Tidak Penting Lagi Bagi China

PM Rusia Vladimir Putin di Beijing.
Sumber :
  • REUTERS / Jason Lee

VIVAnews - Hubungan dua negara komunis China-Rusia yang bersahabat sejak runtuhnya Uni Sovyet tahun 90an dilaporkan akan segera meregang. Hubungan yang diramalkan tidak akan mesra lagi ini dikarenakan berkurangnya kepentingan China atas Rusia.

Hal ini didasarkan atas laporan riset lembaga think-thank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), dilansir dari Reuters, Minggu 2 Oktober 2011. Menurut laporan SIPRI, kerja sama kedua negara di masa depan tidak akan meningkat, malah akan mengalami penurunan.

"Beberapa tahun ke depan, walaupun hubungan mereka baik di tingkat diplomatik, namun kerjasama sektor andalan kedua negara dalam dua dekade terakhir-militer dan energi-akan runtuh. Hasilnya, kepentingan China atas Rusia akan hilang," tulis lembaga Swedia tersebut.

"Lebih jauh, ada perencana strategi di Beijing dan Moskow yang memandang satu sama lain sebagai ancaman utama dalam jangka panjang," lanjut laporan tersebut lagi.

Renggangnya hubungan kedua negara dalam bidang militer dikarenakan sangat pesatnya perkembangan teknologi senjata China. Sebelumnya, China sangat bergantung pada penjualan senjata dari Rusia. Saat ini, justru China menjadi salah satu pesaing Rusia dalam perdagangan senjata.

EVOS dan Pop Mie Rayakan 6 Tahun Kolaborasi, Perkuat Komitmen untuk Majukan Esport Indonesia

Inilah yang membuat Rusia tidak ingin mengekspor lebih banyak perangkat senjata teknologi tinggi ke China. "Belum jelas apakah langkah Rusia ini karena ada masalah pada produksi senjata atau takut teknologinya dicontek China dan dipasarkan di pasar global," tulis SIPRI.

Dalam bidang energi, kerja sama kedua negara juga mandek. Salah satu sebabnya karena ketidaksepahaman mengenai harga maupun langkah China yang lebih memilih membelinya dari negara lain.

Hal inilah yang membuat Rusia membatalkan rencana kerja sama gas bumi dengan China selama 30 tahun senilai US$1 triliun. Rusia mengatakan harga yang ditawarkan China sangat rendah dibanding produsen energi dunia lainnya.

"China yang sekarang berada di posisi yang dapat memberikan penawaran terhadap Rusia," lanjut laporan SIPRI.

Pembunuhan di Wonogiri Ternyata Motifnya Sakit Hati, Korban Tidak Boleh Balikan dengan Mantan
Pasangan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

Kemenangan Prabowo-Gibran Diharap Jadi Peluang Kembangkan Ekonomi Berbasis Laut

Pasangan Prabowo-Gibran bakal memimpin Indonesia periode 2024-2029 setelah MK menolak seluruh permohonan terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024