Hari Ini AS 10 Tahun Berperang di Afganistan

Tentara AS di Afganistan
Sumber :
  • Rafal Gerszak/Reuters/file

VIVAnews - Hari ini tepat sepuluh tahun Amerika Serikat dan sekutunya menjalankan operasi militer di Afganistan. Kendati sudah menewaskan belasan ribu jiwa di pihak sipil dan militer, kampanye militer AS di Afganistan ini masih belum memenuhi target. Pentolan al-Qaeda, Osama bin Laden, telah tewas namun milisi Taliban belum berhasil dihancurkan, malah mereka kembali menebar pengaruh di Afganistan.

Mantan panglima militer AS dan NATO di Afganistan, Jenderal Purnawirawan Stanley McChrystal, menilai misi itu masih jauh dari sasaran. Bahkan, menurut McChrystal, AS pun belum bisa menerapkan formula yang tepat untuk membawa Afganistan menjadi negara yang aman dan stabil dari ancaman kembalinya perang saudara dan berkuasanya kembali milisi Taliban.

"Kita saat itu belum cukup tahu dan kita masih belum cukup tahu," kata McChrystal saat berbicara di Dewan Hubungan Internasional di Washington DC, seperti dikutip stasiun berita BBC, 7 Oktober 2011. "Sebagian besar dari kita - termasuk saya - saat itu memiliki pemahaman yang dangkal atas situasi dan sejarah [di Afganistan], dan kita hanya memiliki pandangan yang sederhana atas situasi yang terjadi dalam 50 tahun terakhir," lanjut McChrystal.

McChrystal pernah memimpin operasi militer di Afganistan periode 2009-2010. Namun, dia dipecat dari jabatannya oleh Presiden Barack Obama setelah dinilai lancang mengritik kebijakan militer AS dalam suatu wawancara dengan sebuah majalah. Beberapa hari setelah dibebastugaskan dari Afganistan, McChrystal akhirnya memilih pensiun dini.

Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients

Perang Terlama

Padahal, operasi bernama "Penegakan Kebebasan" itu telah berjalan selama sepuluh tahun. Ini merupakan konflik militer terlama yang dihadapi AS, bahkan melebihi Perang Vietnam di dekade 1960an.

Dalam kampanye di Afganistan, lebih dari 2.500 pasukan internasional tewas. Sebagian besar dari mereka adalah pasukan AS. Selain itu, PBB mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir saja lebih dari 10.000 warga sipil Afganistan juga tewas akibat konflik di negeri mereka.

AS dan NATO berencana memulangkan semua pasukan mereka pada 2014. Namun, kalangan pengamat masih ragu bahwa pasukan Afganistan yang telah dilatih AS dan NATO sudah siap mengamankan negeri mereka sendiri dari pemberontakan, terutama dari milisi Taliban yang masih berpengaruh kuat.

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan

Pada 7 Oktober 2011, operasi militer AS bermula dari serangan udara dan rudal ke Ibukota Kabul dan kota-kota lain di Afganistan. Operasi itu untuk menghancurkan basis jaringan teroris al-Qaeda dan milisi Taliban yang melindungi mereka.

Setelah itu, AS dan para sekutu beserta NATO mengerahkan pasukan darat ke Afganistan. Rezim Taliban berhasil disingkirkan dari Kabul. Namun, para pengikut Taliban dan al-Qaeda sudah banyak yang kabur ke perbatasan Afganistan-Pakistan. (umi)

Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban
Prabowo Subianto

Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping

Menteri Pertahanan juga pemenang Pilpres 2024 Prabowo Subianto akan mengunjungi Beijing China, pada 31 Maret-2 April 2024. Prabowo dijadwalkan bertemu Presiden Xi Jinping

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024