RI Siap Bantu PM Cantik Thailand Atasi Banjir

PM Yingluck Shinawatra temui korban banjir di Nonthaburi, Thailand
Sumber :
  • REUTERS/Sukree Sukplang

VIVAnews -- Dipimpin Perdana Menteri, Yingluck Shinawatra, rakyat Thailand sedang berusaha mengatasi bencana banjir yang telah merendam dua pertiga dari 77 provinsi. Bah juga telah menewaskan setidaknya 289 orang.

Indonesia tak tutup mata terhadap penderitaan rakyat Negeri Gajah Putih itu, juga sejumlah negara lain. Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengaku, atas instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sudah berkomunilkasi dengan negara-negara yang terkena bencana banjir untuk menanyakan kebutuhan yang diperlukan.

"Tentu Indonesia dan Bapak Presiden terus mengikuti perkembangan bencana banjir di beberapa negara di ASEAN, termasuk Thailand," ujarnya di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat 14 Oktober 2011.

Apa bantuan yang akan disalurkan? Marty tak menyebut secara rinci. "Ke depan, kebutuhan dari negara-negara itu akan kita lebih ketahui, sehingga bentuk bantuan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan," kata dia.

Ibu kota Thailand, Bangkok, dikhawatirkan akan direndam banjir sekitar 16 sampai 18 Oktober 2011  mendatang. Ada tiga hal yang membuat potensi banjir tinggi, yakni, hujan badai, meluapnya air di bagian hulu sungai, dan gelombang pasang dari teluk Thailand.

Duta Besar RI untuk Thailand, Muhammad Hatta meminta WNI yang berada di Bangkok mempersiapkan bahan pokok, air minum, dan obat-obatan. Juga diminta membatasi diri untuk tidak bepergian di wilayah potensi banjir. "Mengaktifkan saluran telepon sehingga mudah dihubungi, apabila situasi dan kondisi banjir semakin memburuk."

Sementara, seperti dikabarkan Thai News Agency (TNA), PM Yinluck, Jumat 14 Oktober 2011, mengatakan, situasi Bangkok masih terkontrol. Masyarakat diminta tak panik. Imbauan itu menyusul kepanikan warga setelah salah satu menterinya, Plodprasop Suraswadi, mengeluarkan pernyataan yang memicu kepanikan -- bahwa wilayah utara Bangkok akan terendam air hingga ketinggian 1 meter.

"Level air stabil dan tidak meningkat. Saya meminta masyarakat tidak panik," kata Yingluck.

Tak hanya berakibat terhadap jutaan masyarakat, banjir juga memporakporandakan bangunan perekonomian Thailand.

Pabrik-pabrik terendam, sawah dan lahan pertanian menjadi kolam. Pabrik otomotif Jepang, termasuk Toyota, telah menghentikan sementara produksinya, karena air merusak fasilitas produksi juga suplai suku cadang.

Banjir juga merendam kuil kuno warisan sejarah di Ayutthaya -- sekitar 80 kilometer dari Bangkok. UNESCO berencana meluncurkan misi penyelamatan segera, untuk mendata kerusakan bangunan yang berlabel 'Warisan Dunia'. (eh)

Warga Iran Kini Dapat Kembali Berangkat Umrah Setelah 9 Tahun, Hal Ini Jadi Penyebabnya
Ilustrasi kanker serviks.

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Ibu hamil memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit kanker dan infeksi virus.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024