- Reuters Photo
VIVAnews - Pemerintah Tunisia mengeluarkan perintah penangkapan internasional untuk Suha Arafat, janda almarhum pemimpin Palestina, Yasser Arafat. Dia dituduh melakukan korupsi bersama dengan mantan ibu negara Tunisia, Leila Trabelsi.
Dilansir dari kantor berita Reuters, juru bicara Kementerian Kehakiman melaporkan perintah penangkapan tersebut pada Senin, 31 Oktober 2011. Menurut laporan, Suha dan Trabelsi terlibat korupsi dana pembangunan International School of Carthage yang mereka dirikan pada 2006 di Tunis.
Untuk pembangunan sekolah tersebut, pemerintah Tunisia memberikan dana hingga US$1,5 juta kepada Trabelsi pada 2007. Keduanya kemudian terlibat perselisihan yang berujung kepada dicabutnya kewarganegaraan dan pengusiran Suha dari Tunisia. Saat ini, Suha tinggal di Malta.
Di kediamannya, Suha mengatakan tidak tahu menahu tentang perintah penangkapan tersebut. Dia membantah terlibat korupsi dan mengaku hanya menjadi korban. "Saya terkejut karena saya hanyalah korban kediktatoran Tunisia dan saya yang dituduh," kata Suha, melalui percakapan telepon.
Suha mengaku saat ini tidak memiliki hubungan apapun dengan sekolah tersebut. Dia mengatakan telah menyerahkan semua saham kepemilikan sekolah miliknya kepada Asma Mahjoub, keponakan Trabelsi. "Saya siap menghadapi tuduhan ini, menyajikan dokumen, dan saya telah memerintahkan pengacara di Tunisia untuk melakukannya," lanjutnya lagi.
Keluarga Arafat disebut memiliki hubungan dekat dengan Keluarga Presiden Ben Ali setelah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) terusir dari Lebanon karena serangan Israel pada 1982. Setelah kematian Yasser Arafat pada 2004, istrinya mendapatkan kewarganegaraan Tunisia dan berhubungan akrab dengan Trabelsi.
Saat ini, Trabelsi dan suaminya, Ben Ali, melarikan diri ke Arab Saudi akibat revolusi yang tengah berkecamuk di Tunisia. Pengadilan Tunisia telah mengadili mantan keluarga nomor satu tersebut secara in abstentia akibat tuduhan korupsi, pencurian, dan kepemilikan narkoba dan senjata.