Dituduh Teroris, Empat Manula Diadili di AS

Polisi anti teror AS
Sumber :
  • Reuters/Anthony Devlin/Pool

VIVAnews - Empat warga negara Amerika Serikat berusia lanjut diadili di pengadilan negara bagian Atlanta atas tuduhan merencanakan tindak terorisme. Keempat kakek ini berencana membunuh pejabat negara dengan berbagai macam senjata.

Dominica Court Lifts Same-sex Relationship Ban

Dilansir dari laman ABC News, Rabu 2 November 2011, keempat manula tersebut adalah Frederick Thomas, 73, Dan Roberts, 67, Ray H. Adams, 65, dan Samuel J. Crump, 68. Menurut laporan penyelidik, mereka berempat adalah anggota kelompok militan independen.

Kendati sudah tua, mereka memasuki pengadilan dengan keadaan tangan terborgol. Usia para terdakwa yang renta membuat mereka sulit mendengarkan perkataan hakim pada pengadilan pertama tersebut. Hakim terpaksa harus mengulangi perkataannya beberapa kali.

Menurut laporan pengadilan, rencana mereka terungkap berkat temuan agen FBI yang menyamar, bergabung dalam setiap rapat keempat kakek tersebut. Mereka disebut melakukan pertemuan beberapa kali dalam setahun, merencanakan pembunuhan beberapa pejabat pemerintahan AS.

Tidak main-main, mereka merencanakan pembunuhan menggunakan berbagai senjata, mulai dari senapan, peledak, hingga racun ricin, yaitu sebuah unsur berupa bedak putih yang sangat mematikan jika dihirup atau masuk ke darah.

Racun ricin seberat 4 kg telah dibeli dan siap digunakan. Rencananya racun itu akan disebar di beberapa kota di AS secara bersamaan. "Kau hanya tinggal menaruhnya di jalan, biar mobil dan angin yang menyebarkannya," kata salah seorang tersangka, Crump.

Kelompok ini juga telah mensurvey beberapa gedung pemerintahan yang menjadi target penyerangan mereka. Di antaranya adalah gedung biro alkohol, tembakau, senjata api dan peledak, serta gedung pajak.

Terinspirasi Kisah Novel

Salah satu tersangka, Thomas, mengatakan dalam sebuah rapat tertutup bahwa rencana mereka diinspirasi oleh sebuah kisah pada novel online berjudul Absolved karangan Mike Vanderboegh. Dalam novel tersebut dikisahkan sekumpulan kecil warga sipil menyerang pejabat pemerintahan.

"Memang cerita itu fiksi, namun idenya sangat bagus. Tidak ada cara lain bagi kita, militan, untuk menyelamatkan negeri, kecuali melakukan sesuatu yang ilegal. Pembunuhan. Memang salah, tapi harus dilakukan," kata Thomas.

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

Menurut laporan agen FBI, kelompok ini telah memiliki daftar nama politisi, pejabat pemerintah, pemimpin perusahaan dan tokoh media yang menjadi target mereka. Mereka berdalih, aksi ini mereka lakukan untuk membenahi Amerika.

Jusuf Kalla

Jusuf Kalla Beri Selamat ke Prabowo-Gibran: Terima Kenyataan

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka usai ditetapkan KPU RI sebagai Presiden dan Wak

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024