Komik 'Tintin di Kongo' Dituding Bau Rasis

The Adventures of Tintin : The Secret of the Unicorn
Sumber :
  • us.movie.tintin.com

VIVAnews - Serial komik tentang petualangan wartawan muda asal Prancis, Tintin, selama ini dikenal sebagai bacaan untuk semua umur. Namun ada satu edisi komik Tintin yang dianggap hanya pantas dibaca orang dewasa karena dianggap terlalu rasis.

Atas pertimbangan itulah suatu penerbit utama di Inggris memutuskan untuk memindahkan edisi "Tintin di Kongo" dari rak buku anak ke rak buku dewasa. Walau demikian, seperti dilansir dari laman Daily Mail pada Jumat 4 November 2011, antusiasme penggemar untuk mengumpulkan ke-24 seri Tintin tak surut.

Edisi yang ditulis pada tahun 1930 itu baru beredar di Inggris pada 2005. Dalam buku tersebut, diceritakan suku pedalaman Kongo sebagai suku apatis dan terbelakang yang memiliki tingkat kecerdasan yang berada jauh di bawah orang kulit putih.

Saat mengantarkan Tintin untuk bertemu Raja, mereka menggunakan tandu bambu untuk mengantar si wartawan muda. Tak hanya itu, suku pedalaman ini juga digambarkan menyembah Tintin dan anjingnya, Snowy seperti dewa bahkan setelah kepergian mereka berdua.

Kentalnya nuansa rasisme itulah yang membuat Egmont, salah satu penerbit, mengemas edisi ini dalam kemasan khusus yang ditempeli pita peringatan berisi konten buku. Di dalam buku bahkan diberi konteks sejarah oleh penerjemah, yang menyebutkan bahwa penggambaran orang Kongo dalam buku ini merefleksikan sikap kolonial dan stereotipikal pada masa itu yang mungkin kasar bagi sebagian besar orang.

"Edisi ini seharusnya ada di rak buku dewasa, bahkan seharusnya sudah sejak dulu diterapkan. Tak mungkin membaca edisi ini tanpa membayangkan orang kulit hitam jadi lebih rendah dari manusia dan secara mental jadi lebih terbelakang dari kera, karena mereka memuja anjing dalam buku ini," kritik David Enright, seorang pengacara hak asasi manusia.

Namun langkah penyensoran ini dinilai berlebihan oleh Nick Seaton, sekretaris Kampanye Pendidikan Inggris. "Zaman sekarang sudah banyak buku anak-anak yang memuat konten yang terlalu eksplisit, namun toh tak ada yang komplain. Sensor seperti ini tak akan berarti efektif, karena langkah semacam ini sudah terlalu konyol untuk diterapkan toko-toko buku," tuturnya.

Tintin adalah serial komik yang berkisah tentang petualangan wartawan Le Petit Vingtième bernama sama karya Hergé, seorang seniman berkebangsaan Belgia. Jumlah keseluruhan serial ini adalah 24 edisi, dengan edisi pertama "Tintin di Soviet" yang diterbitkan tahun 1929. (umi)

Konsolidasi BUMN Karya Ditarget Rampung September 2024, Ini Tujuannya
VIVA Militer: Sertijab Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila

Kolonel Bayu Telah Resmi Lantik Raja Aibon Jadi Kesatria Tanah Wali, Dandim Purwakarta

Raja Aibon Komandan Satuan Terbaik Kostrad.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024