Ilmuwan Rusia Bantah Bantu Nuklir Iran

Instalasi nuklir Bushehr milik Iran.
Sumber :
  • Reuters/Raheb Homavandi

VIVAnews - Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai senjata nuklir Iran mengarah kepada seorang ilmuwan era Soviet di Rusia. Ilmuwan ini dikatakan telah membantu Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Dia membantah dan mengaku tidak tahu menahu soal nuklir.

Menurut Reuters, Kamis 10 November 2011, dalam laporan IAEA tersebut memang tidak disebutkan nama ilmuwan yang dimaksud. Namun, harian Washington Post di Amerika Serikat mengutip sebuah laporan intelijen yang mengatakan bahwa ilmuwan tersebut bernama Vyacheslav Danilenko.

Intelijen AS mengatakan bahwa Danilenko telah bekerja untuk Iran selama lima tahun dalam mengembangkan detonator peledak bom nuklir. Keberadaan Danilenko yang diketahui berusia 76 tahun ini berhasil dilacak oleh harian Rusia, Kommersant.

Harian tersebut menuliskan bahwa Danilenko telah bekerja puluhan tahun di salah satu pusat persenjataan nuklir rahasia Soviet bernama Chelyabinsk-70. Saat ditemui, Danilenko membantah dirinya membantu Iran. Dia bahkan mengaku bukanlah seorang ahli nuklir.

"Saya bukanlah ilmuwan nuklir, dan bukanlah pembuat program nuklir Iran," kata Danilenko singkat. Dia menolak berkomentar lebih jauh.

Kommersant menuliskan Danilenko adalah salah satu ahli ternama dunia dalam bidang detonation nanodiamond, atau penggunaan berlian kecil untuk berbagai macam tujuan, mulai dari pelumas hingga keperluan medis. Ilmu ini tidak ada hubungannya dengan nuklir.

Menurut harian AS, Danilenko telah bekerja bertahun-tahun dalam membuat detonator untuk memicu reaksi berantai nuklir bagi Iran. Danilenko pernah bekerja di Institus Riset Fisika Teknik Rusia sejak tahun 1950 sampai pensiun. Dia juga pernah bekerja di perusahaan nanodiamond dari 1992 sampai 1996.

Direktur perusahaan tersebut, Vladimir Padalko, mengatakan bahwa AS dan IAEA tahun lalu beberapa kali menghubunginya menanyakan perihal Danilenko. "Saya katakan kepada mereka, nanodiamonds tidak ada hubungannya dengan senjata nuklir. Mereka ingin tahu apa yang dikerjakan Danilenko di Iran," kata Padalko. 

Laporan IAEA Selasa lalu sontak memicu kepanikan AS dan Israel. Dalam laporan, dikatakan Iran telah menguasai teknologi pembuatan senjata nuklir, dan telah mengembangkannya sejak 2003. Baik AS dan Israel gencar menyuarakan pemberlakuan sanksi yang lebih keras kepada Israel. (umi)

Belum Resmi Jadi Suami-Istri, Rizky Febian dan Mahalini Jalani 2 Prosesi Adat Hari Ini
Pengambilan Sumpah Advokat (Ilustrasi).

Juniver Girsang Imbau Para Advokat Bersatu Pasca Putusan MK, Ini Alasannya

Kata Juniver Girsang, perbedaan pilihan dan dukungan politik yang selama ini menimbulkan riak-riak sesama rekan advokat jadi tak nyaman mesti diakhiri.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024