KTT ASEAN di Bali Diwarnai Sejumlah Konflik

Pasukan keamanan di lokasi KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali
Sumber :
  • REUTERS/Romeo Ranoco

VIVAnews - Para pemimpin ASEAN hari ini kembali melanjutkan pertemuan tahunan rutin di Nusa Dua, Bali. Mereka akan berdialog dengan para pemimpin dari negara mitra, seperti Amerika Serikat, China, Australia, Jepang, Korea Selatan, India dan lain-lain hingga akhir pekan ini.

Namun, seperti dikutip kantor berita Reuters, penyelenggaraan KTT ASEAN dan KTT Terkait itu dilingkupi sejumlah isu yang mempertentangkan sejumlah negara peserta.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Berikut beberapa konflik itu:

Laut China Selatan

Perairan ini dihuni lebih dari 200 pulau kecil, batu, dan karang. Laut China Selatan membentang dari pesisir China dan Taiwan di utara, Vietnam di sebelah barat, Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura di selatan dan barat daya, hingga ke Filipina di sebelah timur.

Kawasan maritim ini telah lama menjadi sumber konflik antara Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei, China, dan Taiwan. Selain mempermasalahkan batas zona ekonomi ekslusif, sejumlah negara juga saling mengklaim kepemilikan Pulau Spratley dan Paracel di wilayah perairan itu.

Laut China Selatan sangat strategis, karena menjadi salah satu jalur lalu lintas tersibuk bagi pengapalan minyak mentah dan logistik. Wilayah itu juga menyimpan banyak ikan dan sumber minyak dan gas alam yang belum digarap.

China ingin menyelesaikan krisis itu melalui negosiasi secara bilateral. Namun, negara-negara lain menginginkan penyelesaian secara multilateral, yang bisa melibatkan negara secara tidak langsung seperti Amerika Serikat.  

Myanmar

Negara ini dikenal sebagai salah satu tantangan besar bagi sesama negara ASEAN karena memiliki catatan yang buruk dalam Hak Asasi Manusia sehingga mendapat perhatian internasional. Pemerintah baru Myanmar, yang merupakan hasil pemilu 2010, telah membebaskan 230 tahanan politik pada Oktober lalu.

Langkah itu disambut oleh negara-negara Barat, yang menganggapnya sebagai pertanda bahwa para mantan jenderal di Myanmar ingin melonggarkan kontrol ketat negara mereka setelah lima dekade di bawah junta militer.

Pemerintah Myanmar, yang juga dikenal sebagai Birma, mungkin akan membebaskan tahanan lagi bertepatan dengan KTT ASEAN. Langkah ini, dinilai kalangan pengamat, dapat memperkuat posisi tawar Myanmar untuk bisa mendapat giliran memimpin ASEAN pada 2014, atau dua tahun lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
 
China - Jepang

Hubungan dua negara yang memiliki ekonomi terbesar di Asia ini kembali memburuk tahun lalu saat Jepang menahan seorang pelaut China setelah kapalnya bertabrakan dengan kapal patroli Jepang di dekat suatu pulau yang dipersengketakan kedua negara. Jepang menyebutnya Senkaku, sedangkan China Diaoyu.

Kedua negara juga berselisih atas langkah Beijing yang mengeksplorasi sumber gas alam di Laut China Timur. Pada 2008 kedua negara pada prinsipnya sepakat untuk menyelesaikan masalah itu dengan menggarap ladang gas secara bersama. Namun perkembangan kerjasama itu berjalan lambat, bahkan Jepang menuduh China melanggar kesepakatan dengan menggarap sumber gas secara sepihak. 

Kedua negara juga masih berselisih mengenai masa lalu mereka. Jepang pernah menjajah China dari 1931 hingga 1945. Peristiwa itu masih menimbulkan luka emosional bagi bangsa China atas Jepang.

Jepang - Korea Selatan

Kedua negara masih menyimpan polemik atas klaim kepemilikan sejumlah pulau yang berdekatan dengan kedua negara. Korsel menyebut pulau itu Dokdo, sedangkan Jepang Takeshima.

Simpati Korsel atas gempa bumi dan tsunami di Jepang berubah menjadi kemarahan setelah Tokyo menerbitkan buku teks sekolah yang menyatakan bahwa Jepang merupakan pemilik pulau yang juga diklaim Korsel.

Korsel pun masih tidak lupa dengan kejamnya penjajahan Jepang selama 1910 hingga 1945. Luka lama itu kembali muncul saat pengadilan di Korsel Agustus lalu menyatakan bahwa pemerintah harus menyelesaikan masalah pemberian ganti rugi bagi perempuan Korea yang dipaksa menjadi budak seks selama penjajahan Jepang di Perang Dunia Kedua.

Kamboja - Thailand

Dua negara sesama anggota ASEAN itu tengah bersengketa soal kepemilikan kompleks candi yang berusia 900 tahun, yang terletak di perbatasan kedua negara. Awal tahun ini, pasukan Thailand dan Kamboja kembali baku tembak sehingga menimbulkan sejumlah korban jiwa.

Sengketa belum selesai, namun Kamboja Juli lalu menggagas usulan dengan Thailand agar mereka saling menarik tentara dari wilayah yang disengketakan untuk membentuk zona demiliterisasi. Gagasan ini sesuai dengan mandat PBB agar kedua negara meredakan konflik di wilayah yang disengketakan.

Malaysia - Indonesia

Dua negara serumpun itu masih berselisih soal perbatasan maritim. Selain itu Indonesia juga mempersoalkan banyaknya kasus penganiayaan atas warga mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. Isu itu kerap menimbulkan kemarahan di Indonesia.

Singapura - Malaysia

Kedua negara itu juga belum sepakat soal perbatasan maritim di Selat Singapura dan Laut China Selatan. Malaysia dan Singapura pun terus bertikai atas sejumlah isu lain, mulai dari pasokan air bersih hingga reklamasi pantai dan perhubungan udara. Namun tahun lalu kedua negara bersekapat soal kerjasama jalur kereta api.

Filipina - Malaysia

Filipina mengklaim kedaulatan mereka atas negara bagian Sabah di Malaysia. Wilayah itu kaya akan minyak dan gas. Masalah ini masih berupaya diselesaikan kedua negara.

Malaysia - Kamboja

Kamboja baru-baru ini melarang warganya untuk bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga setelah muncul laporan penganiayaan dan perkosaan atas pekerja Kamboja di Malaysia. Negeri Jiran itu dikenal bergantung pada impor pekerja rumah tangga dari luar negeri, yang berjumlah hingga dua juta jiwa atau 21 persen dari jumlah tenaga kerja di Malaysia. (umi)

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024