- REUTERS/Goran Tomasevic
VIVAnews - Usaha Dewan Militer Mesir untuk menjadi penengah antara aparat dan demonstran di Kairo menemui jalan buntu. Aksi yang mereka lakukan untuk mendorong gencatan senjata antara kedua belah pihak malah berujung kericuhan.
Seperti dimuat dari Aljazeera, Kamis 24 November 2011, aparat keamanan yang dikerahkan Kementerian Dalam Negeri malah menembakkan gas air mata pada ke arah kerumunan massa di jalan Mohamed Mahmoud, dekat Tahrir Square. Padahal, demonstran dan pasukan anti huru-hara telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata setelah kedatangan kendaraan militer dan pemuka agama.
"Para demonstran berada di lini depan untuk menghentikan pasukan keamanan menyerang demonstran lainnya di Tahrir Square," kata Rehbab El-Mahdy, seorang profesor politik. "Pasukan kali ini sudah di luar kendali. Mereka tidak profesional dan tidak bisa dikendalikan oleh Dewan Militer."
Akibatnya, puluhan demonstran ambruk karena terlalu banyak menghirup gas air mata. Ambulans terlihat bolak-balik mengangkuti mereka yang memerlukan pertolongan.
Peristiwa serupa juga terjadi di kota Alexandria. Pada Rabu malam waktu setempat terjadi kerusuhan di dekat direktorat keamanan utama. Polisi menembakkan gas air mata pada demonstran setelah tentara kembali ditarik untuk mengawasi tahanan.
Di kota Ismailia, kerusuhan serupa menewaskan satu orang dan dua lainnya terluka. Kementerian Kesehatan Mesir menyebutkan, sejak kerusuhan mulai melanda Kairo pada Sabtu pekan lalu, sudah 35 orang tewas dan 3250 lainnya terluka. (eh)
5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka
Keistimewaan berupa hak veto yang dimiliki oleh lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB ini memiliki dampak besar dalam keputusan penting di tingkat internasional.
