- REUTERS/Asmaa Waguih
VIVAnews - Liga Arab sepakat menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Suriah sebagai upaya agar rezim Presiden Bashar al-Assad segera menghentikan kekerasan atas aksi-aksi protes dari sebagian rakyat yang menentangnya. Gelombang aksi protes atas rezim al-Assad itu sudah berlangsung delapan bulan dan belum ada jaminan dari pemerintah Suriah untuk menghentikan kekerasan atas rakyat mereka sendiri.
Menurut kantor berita Reuters, hukuman atas Suriah itu diputuskan Liga Arab, yang bermarkas di Kairo, Mesir, 27 November 2011 waktu setempat. Sebanyak 19 dari 22 anggota Liga Arab menyetujui sanksi ekonomi yang bisa diterapkan secepatnya.
"Indikasinya tidaklah positif. Sanksi-sanksi itu masih bersifat ekonomi namun bila tidak ada gerakan dari pihak Suriah maka kita bertanggungjawab sebagai umat manusia untuk menghentikan pembunuhan itu," kata perdana menteri merangkap menteri luar negeri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani.
"Kekuasaan tidak ada artinya bila seorang penguasa membunuh rakyatnya," lanjut al-Thani. Namun, menurut dia, Liga Arab ingin memastikan bahwa Suriah tidak akan bernasib dengan di Libya, yang berujung pada campur tangan Dewan Keamanan PBB dan NATO ketika menggusur rezim yang tiran.
Hukuman Liga Arab itu adalah menghentikan urusan bisnis dengan bank sentral dan investasi di Suriah. Salah satu divisi Liga Arab, Uni Bank-bank Arab, memperkirakan sanksi itu akan memukul bank sentral di Suriah, yang memiliki "deposit besar" di kawasan Teluk Arab.
"Begitu negara-negara anggota mendukung sanksi, deposit Suriah akan dibebukan, yang akan berpengaruh bagi sumber keuangan pemerintah Suriah," kata Presiden Uni Bank-bank Arab, Adnan Youssef.