Pasukannya Digempur NATO, Pakistan Marah

Demonstrasi anti serangan NATO di Kota Charsadda, Pakistan
Sumber :
  • REUTERS/Khuram Parvez

VIVAnews - Kemarahan melanda sebagian rakyat di Pakistan setelah serangan udara NATO menewaskan 24 tentara di negara itu akhir pekan lalu. Insiden tersebut bisa mengganggu rencana NATO dan AS dalam memerangi milisi Taliban di Afganistan mengingat Pakistan merupakan mitra yang strategis walau belakangan hubungan mereka tengah renggang.

Menurut kantor berita Reuters, ribuan warga Pakistan di Kota Karachi berbondong-bondong ke depan gerbang Konsulat Jenderal AS Minggu kemarin untuk memprotes serangan NATO atas tentara mereka sehari sebelumnya. Bagi para pemrotes, serangan NATO yang didukung AS itu jelas-jelas pelanggaran bagi kedaulatan Pakistan.

"Amerika menyerang perbatasan kita. Pemerintah seharusnya segera memutuskan hubungan," kata Naseema Baluch, seorang ibu rumah tangga yang ikut demonstrasi. "Amerika ingin menduduki negeri kita namun tidak akan kita biarkan," lanjut Baluch.

Mereka berteriak "Jatuhlah Amerika." Bahkan, kendati di bawah penjagaan ketat, ada seorang demonstran yang nekad berupaya memanjat gedung konsulat. Aksi protes dengan kemarahan yang sama juga melanda kota-kota lain di Pakistan.

Hakim Geram ke Saksi di Sidang Korupsi Tol MBZ: Proyek Triliunan Gini kok Main-main

Pada hari yang sama, militer Pakistan memakamkan semua tentara mereka yang tewas akibat serangan Sabtu pekan lalu melalui upacara militer.

NATO, yang bermarkas di negara tetangga Pakistan, Afganistan, menyatakan bahwa serangan itu merupakan "insiden tragis yang tidak disengaja." Penyelidikan masih berlangsung, karena adanya klaim bahwa pasukan NATO ditembak lebih dulu dari perbatasan Pakistan dan Afganistan saat sedang berpatroli.

Kaum militan kerap menyerang NATO dari wilayah Pakistan atau kabur ke negara itu dari pertempuran. Namun, serangan yang menewaskan 24 tentara Pakistan yang tengah berjaga di dekat perbatasan merupakan tindakan yang tidak bisa diterima. Saat itu, sekitar 40 tentara tengah berjaga di dekat perbatasan. 

Sementara itu Menteri Luar Negeri Pakistan, Hina Rabbani, telah menelpon Menlu Hillary Clinton dari AS untuk menyatakan "kemarahan yang mendalam di penjuru Pakistan." Rabbani mengingatkan bahwa insiden itu bisa mengganggu upaya kedua negara untuk kembali menormalkan hubungan bilateral.

Hubungan negara telah renggang sejak Mei lalu atau saat pasukan khusus AS secara diam-diam menyerbu dan membunuh Osama bin Laden, yang bersembunyi di Kota Abbottabad, Pakistan.

Pemerintah setempat menyatakan AS telah lancang masuk ke negara mereka secara tidak sah, sedangkan Washington beralasan bahwa operasi rahasia itu perlu karena Osama berkali-kali lolos dari kejaran akibat adanya oknum intelijen Pakistan yang bersimpati dengan gembong teroris tersebut.

Geger Seorang Wanita Dilarang Naik Kendaraan Online Gegara Bernama Ini
Liverpool vs Everton

5 Fakta Menarik Jelang Duel Everton vs Liverpool di Premier League

Liverpool akan menyambangi markas Everton dalam lanjutan Premier League di Stadion Goodison Park pada Kamis dini hari nanti, 25 April 2024, pukul 02.00 WIB.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024